Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.

Minggu, 05 Desember 2021

SENANGNYA KE ONAN BERSAMA INONG

 


Semasa usia esde (sekolah dasar), satu kesan yang membuatku sangat bahagia adalah ketika inong mengajakku ikut berbelanja ke onan (pasar). Pada saat itu onan satu-satunya yang terdekat ke kampung kami adalah onan Siborong-borong. Biasanya onan ini hanya beroperasi sekali seminggu yaitu pada hari Selasa saja.

Setelah pulang sekolah sekitar jam 11, inong langsung menyuruhku mengganti seragam sekolah dan bersiap-siap mau berangkat ke onan. Setelah makan siang sebentar, kami berangkat dengan berjalan kaki menelusuri jalan kampung sekitar dua kilometer hingga tiba di simpang jalan raya. Aku bersama inong dan beberapa emak-emak menunggu dengan sabar angkutan yang akan membawa kami ke onan Siborong-borong.

Akhirnya setelah beberapa menit menunggu, angkutan yang datang dari arah Doloksanggul merapat ke tepi jalan raya, dan kami pun bergiliran untuk naik. Jika penumpang tidak banyak, biasanya aku dapat tempat duduk gratis alias tidak memberikan ongkos karena masih usia anak sekolah. Tetapi situasi yang berbeda ketika pulang dari onan dimana penumpang selalu penuh sehingga aku pun dipangku oleh inong.

Setibanya di onan, terlebih dahulu inong  menjumpai beberapa orang toke kopi menanyakan harga kopi yang kami bawa. Biasanya selalu ada beberapa liter kopi hasil panen dalam seminggu itu. Lumayan hasil penjualannya untuk tambahan membeli kebutuhan dapur.

Setelah kopi yang sedikit itu terjual, barulah inong mulai membelikan belanja kebutuhan dapur seperti bumbu dapur, sayuran, ikan laut, ikan asing, perlengkapan mandi dan kebutuhan lainnya. Aku pun berjalan dibelakang inong sambil membantu membawa belanjaan. Semua belanjaan dikumpulkan dalam keranjang dan goni pelastik, lalu dititipkan ke tempat saudara yang marrengge-rengge di sana. Lalu aku diajak inong untuk membeli kebutuhanku seperti sepatu atau baju.

Aktifitas terakhir yang kami lakukan di onan adalah makan mie di tempat jualan mie langganan inong. Disana tersedia beberapa menu seperti mie gomak, mie sop, mie pecal dan gorengan. Mengingat moment itu jadi ingin pergi ke sana makan mie gomak dan mie sop khas Siborong-borong yang yumiii dan lezat.

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Ntah jam berapa tidak tahu karena saat itu masih jarang orang memakai jam dan belum ada handphone seperti sekarang ini. Yang jelas hari sudah sore dan kami pun beranjak pulang menuju tempat angkutan ngetem di dalam lokasi terminal Siborong-borong.

Dalam perjalanan menuju pulang, terkadang aku tertidur didalam angkutan sambil dipangku inong. Pasti terasa lelah memang, dari pagi tidak ada waktu istirahat untuk tidur. Tanpa terasa sekitar tiga puluh menit perjalanan kami sudah tiba di persimpangan jalan yang menuju kampung.

Sembari berjalan menuju kampung, inong menjunjung keranjang yang sudah penuh dengan belanjaan dan aku pun membantunya menenteng belanjaan yang agak ringan. Kalau among (bapak) tidak ada pekerjaan, biasanya dia akan datang menjemput sampai ke simpang atau bertemu ketika kami sudah dalam perjalanan menuju ke rumah. Begitu sampai dirumah semua belanjaan dibereskan. Nasi, ikan, sayur dimasak. Saat jam makan malam, kami selalu usahakan makan malam bersama semua anggota keluarga.

Terasa juga capek dan lelahnya berbelanja menemani inong. Namun aku merasa senang dan bahagia. Hingga aku pun sudah berkeluarga, ketika pas moment hari onan kami liburan di kampung, aku usakahan selalu ikut inong berbelanja, setidaknya membantunya membawa belanjaannya.

Aku sendiri telah merasakan bagaimana capeknya berbelanja di onan. Berjalan berkeliling-keliling sambil membawa tentengan yang lumayan berat. Jika aku sendirian belanja, membawa belajaan hampir sekitar lima kilo pun, tangan dan bahu sudah mulai terasa pegal.

Namun ada satu kebiasaan inong yang selalu kuingat ketika aku berbelanja di pasar. Biasanya inong akan lebih memilih membeli sayuran atau kebutuhan dapur yang penjualnya adalah opung-opung atau yang sudah lanjut usia. Ntah kenapa, aku tidak pernah menanyakan itu kepadanya. Yang pasti kebiasaan itu juga telah kuterapkan ketika aku berbelanja ke onan.

Setiap kali berbelanja seperti sayuran dan kebutuhan dapur, aku usahakan terlebih dahulu melihat penjualnya, apakah masih muda atau sudah opung-opung. Jadi aku lebih memilih penjualnya yang sudah agak tua atau sudah lanjut usia. Senang rasanya bisa membantu mereka. Mauliate da.. mauliate da..., kata itu sering aku dengar ketika aku beli jualan mereka. Melihat senyum di wajah mereka, hatiku merasa bahagia.  

Dengan hal kecil pun kita bisa membuat orang lain bahagia loh...lakukanlah..sebab tidak selalu ada kesempatan untuk membantu orang lain!!!

 

Salam_semangat

Silangkitang_Tarutung

Minggu, 5 Desember 2021

 

 

 

2 komentar:

  1. Iya juga ya Bu...padahal klo aku kadang lihat mana yg lebih segar dan lebih murah.tapi jadi terinspirasi juga aku seperti itu ❤️

    BalasHapus

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...