Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.
Tampilkan postingan dengan label Membangun spiritual. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Membangun spiritual. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Agustus 2021

KEBAKTIAN I PAK UP FT UNIMED : JADIKAN KAMI SATU

 


Syukur, terimakasih dan kagum kepada Tuhan, hanya itu yang terungkap dalam hatiku setelah selesai mengikuti kebaktian PAK UP FT UNIMED. Aku begitu takjub akan setiap rancanganNya. Meskipun pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia dan dunia saat ini, tidak membatasi terjalinnya persekutuan sesama anak-anak Tuhan alumni-alumni pelayanan mahasiswa UKMKP UP FT UNIMED. Kebaktian ini dilakukan secara virtual zoom pada Hari Minggu tanggal 29 Agustus 2021, tepat dimulai pukul 15.00 WIB. Kebaktian online ini dihadiri oleh 32 akun zoom yang terdiri dari beberapa pasang suami isteri beserta anak mereka dan juga yang tampil sendirian. Kebaktian ini dapat dilihat kembali dalam akun youtube PAK FT UNIMED dengan link http://www.youtube.com/watch?v=CE7cW2NBxRo 


Sepanjang mengikuti ibadah, aku terbayang dengan kisah masa lalu ketika masih mahasiswa aktif terlibat dalam pelayanan mahasiswa. Tanpa kusadari mataku berkaca-kaca dan air mataku menetes setiap kali berdoa dan pada saat menyanyikan lagu terakhir “Hidup Bagi-Mu”. Aku sangat menyadari bahwa, aku ada sebagaimana saat ini adalah berkat persekutuan yang ada di UP FT saat itu. Aku mengalami banyak pembentukan karakter dan pola pikir melalui abang kakak dan teman-teman persekutuan. Bagiku, pernah ada di UP FT tidak hanya sekedar bagian dari sejarah hidup. UP FT adalah kampung halamanku dimana aku dilahirkan dan dibesarkan. Tidak akan pernah aku lupakan dan selalu kurindukan. Di kampung halamanku itu aku mengenal Kristus Juruselamat, mengerti karya salib Kristus, mengalami kasihNya, dan sangat tersentuh dengan pelayanan abang kakak yang sungguh luar biasa.

Apa yang akan aku sampaikan di bawah ini adalah sedikit cerita singkat tentang ibadah kebaktian dengan thema “Jadikan Kami Satu”. Cerita yang kutuliskan ini ditambahkan dengan beberapa refleksi pribadi dari hasil perenungan Firman Tuhan yang disampaikan.    

Mengawali acara ibadah Kak Remini Simanjuntak sebagai MC menyapa beberapa abang kakak yang sudah hadir di zoom dan memberikan kesempatan untuk menceritakan sukacita apa saja yang mereka rasakan seminggu terakhir. ‘Trima Sukacita Surga’ adalah lagu pembuka di awal ibadah yang sungguh menyentuh hatiku, sekalipun banyak kesulitan dan permasalahan yang ku alami sukacita dari Tuhan selalu ada hingga saat ini. Lirik lagu pujian kedua yang mengingatkanku untuk selalu bersyukur dalam segala hal. Bahkan ditengah kondisi pandemi yang sangat sulit ini, mungkin aku lah salah satu orang yang sangat bersyukur sebagai ibu rumahtangga karena disamping WFH (work from home) bisa memiliki banyak waktu menjaga anak-anak dirumah dan menemani orang tua ketika mereka sakit. Terlebih lagi memiliki lebih banyak waktu untuk dengar-dengaran dengan Firman Tuhan melalui waktu teduh pribadi, kebaktian zoom, KTB online, dan channel youtube.

Renungan Firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba-Nya Bang Pardi Sihombing benar-benar menegurku dan mengingatkanku tentang arti kesatuan dalam persekutuan. Nats renungan yang beliau sampaikan adalah dari Efesus 4: 1-6 tentang kesatuan jemaat. Dalam nats ini, Paulus menekankan agar jemaat berusaha memelihara kesatuan Roh. Berusaha berarti butuh upaya harus ada sesuatu yang dilakukan, harus bekerja keras dan berjuang untuk memelihara kesatuan itu. Mengapa harus memelihara kesatuan itu? Karena persekutuan atau jemaat terdiri dari banyak orang yang memiliki karakter yang berbeda-beda.

Beliau mengibaratkan beberapa orang saudara dalam keluarga dengan orang tua yang sama, lahir dari ibu yang sama, tinggal bertahun-tahun dirumah yang sama, makan bersama, dll mereka sulit untuk bersatu dan bahkan sering terjadi perpecahan. Apalagilah dalam persekutuan dengan latarbelakang keluarga yang berbeda-beda, asal daerah yang berbeda-beda, karakter yang berbeda-beda, untuk menjadi satu adalah sesuatu yang sangat sulit dan tidak gampang. Bahkan ketika ada anggota persekutuan yang kurang serius menjaga persekutuan itu hanya memikirkan kesenanganya sendiri adalah menjadi penghambat terjadinya kesatuan itu. Sekalipun sudah bertobat tetapi masih cenderung mengutamakan kenyamanannya sendiri.  

Lalu, bagaimana agar persekutuan/ kebersamaan itu terpelihara? Bang Pardi menegaskan, harus ada kasih. Kasih itu harus ada bukti. Memelihara kesatuan Roh dengan cara membuktikannya dengan kasih. Sebagaimana tertulis dalam Matius 5: 13-16 ‘ Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang disorga’. Ada perbuatan baik yang dilakukan sebagai bukti kasih. Dalam Kisah Para Rasul 2: 44-47 juga ditegaskan bahwa kesatuan jemaat menjadi kesaksian bagi banyak orang. Persekutuan harus dijaga dan dirawat supaya Bapa di sorga dipermuliakan. Maka, berusahalah dan berjuanglah sebisa mungkin memelihara persekutuan itu.

Banyak hal lagi yang Bang Pardi sampaikan selama sesi sharing Firman Tuhan. Itu semua sangat mengingatkanku dan menegurku bahwa apapun yang terjadi dalam persekutuan itu tidak akan membuat aku mundur dan meninggalkannya. Aku akan melakukan apa yang menjadi bagianku. Salah satunya adalah dengan setia mendoakan persekutuan ini. Mendoakan teman-teman yang sedang dalam pergumulan. Mendukung program pengurus PAK. Mendukung dalam hal kegiatan dan dana sosial sebisa mungkin baik di lingkungan alumni maupun AKK UP FT yang masih mahasiswa. Aku semakin diteguhkan dengan lagu penutup “Hidup BagiMu”. Aku akan berjuang keras memelihara persekutuan itu, sebab Tuhan Yesus sudah mati dan hidup bagiku maka aku pun hidup untuk berkarya bagi Tuhan dengan turut serta membangun dan memelihara persekutuan PAK UKMKP UP FT kampung halamanku.

Demikianlah sharing singkat ini saya sampaikan dengan segala keterbatasan dan ketidaksempurnaan. Hanya Roh Kudus Tuhan lah yang berhak menjadikan persekutuan ini tetap ada dan bertumbuh karena persekutuan itu adalah rancanganNya dan milikNya. Namun, orang-orang di dalam persekutuan itu harus berusaha dan berupaya agar persekutuan itu tetap terpelihara.

 

Tetap semangat...!!!!

Salam kasih persaudaraan.

Dari Marina @Silangkitang_Tarutung



IBADAH PAK TAPANULI UTARA: GROWING THROUGH FELLOWSHIP

Ibadah ini adalah kebaktian perdana yang dilakukan sejak PAK (Persekutuan Alumni Kristen) Tarutung terbentuk beberapa bulan yang lalu dalam grup WA. Tiga hari menjelang hari pelaksanaan ibadah, nama grup WA diubah menjadi PAK Tapanuli Utara karena semakin banyak teman-teman yang bergabung dari luar Tarutung seperti dari Siborong-borong, Pahae, Pangaribuan, dan Siatas Barita.

Ibadah ini diinisiasi oleh Tim 9 yang sekaligus menjadi panitia pelaksana kebaktian ini. Tim 9 ini merupakan nama grup WA yang terdiri dari pasangan suami isteri Bang Heber/ Kak Jelita, Bang Enricho/ Kak Fenny, Bang John Carson/ Kak Rosinta, Bang Rio/ Kak Melda, dan Kak Marina. Akhirnya terlaksanalah ibadah PAK perdana pada Hari Minggu, 29 Agustus 2021. Acara ini dilakukan secara virtual melalui zoom pada pukul 19.30 WIB sd 21.30 WIB. Peserta yang hadir sekitar 22 akun zoom yang terdiri dari beberapa orang yang tampil sendirian dan beberapa pasangan suami istri beserta anak-anaknya. 


Keseluruhan acara ibadah berlangsung dengan baik yang dipandu oleh MC Kak Fenny bersama pemusik Bang Enricho. Suksesnya acara ini juga tak lepas dari peran Bang Rio sebagai operator zoom yang bertugas untuk share screen lagu-lagu dan setiap info yang disampaikan dan beliau juga berperan membagi peserta dalam kegiatan breakoutroom. Dalam breakoutroom yang terdiri dari 3 sd 4 peserta diberikan waktu sekitar 10 menit untuk perkenalan lebih dekat satu dengan yang lain. Terlebih di atas semuanya itu karena Tuhan berkenan memberkati seluruh rangkaian acara berjalan dengan baik dan lancar.

Dalam sesi sharing Firman Tuhan disampaikan oleh Kak Nova Damanik. Beliau adalah staff Perkantas Toba yang sudah bertahun-tahun melayani dengan setia di daerah Balige dan sekitarnya. Adapun Firman Tuhan yang beliau sampaikan diambil dari nats Kisah Para Rasul 2: 41-47 tentang cara hidup jemaat mula-mula.

Sebelum membahas tentang nats tersebut, beliau menyampaikan tentang nats yang ada dalam Mazmur 133:1 yaitu tentang persaudaraan yang rukun. Sungguh alangkah baiknya dan indahnya bila saudara seiman hidup rukun bersama, maka Allah mencurahkan berkat kehidupan kepada mereka untuk selama-lamanya. Demikian juga yang disampaikan dalam Kisah Para Rasul 2:41-47. Dijelaskan bagaimana eratnya persaudaraan dalam kehidupan jemaat mula-mula setelah Yesus naik ke sorga. Mereka bertekun dalam pengajaran dan persekutuan. Mereka selalu berkumpul memecah roti dan kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Dan juga mereka selalu berkumpul dan memuji Allah.   

Kak Nova menjelaskan secara rinci apa yang dilakukan oleh jemaat mula-mula.

Ø Setia dalam persekutuan. Mereka mengupayakan, berusaha, dan berjuang menjaga agar persekutuan itu tetap ada dan terjalin hubungan yang erat di antara jemaat.

Ø Setiap orang juga melakukan pelayanan dengan tulus dan memuji Allah. Mereka tidak menuntut adanya imbalan. Pelayanan ini didasarkan karena kasih Kristus yang sudah mereka rasakan maka kasih itu harus juga dibagikan kepada orang lain.

Ø Setiap orang punya identitas yang sama, memiliki Roh yang sama sehingga persekutuan itu perlu dirawat.

Akibat dari persekutuan itu apa yang terjadi? Ada berkat Tuhan mengalir. Mereka disukai oleh banyak orang karena perbuatan baik yang mereka lakukan dengan penuh kasih. Jumlah mereka bertambah-tambah dengan orang-orang yang diselamatkan. Kasih yang mereka buktikan menjadi kesaksian bagi banyak orang, sehingga banyak orang yang diselamatkan dan mengenal Kristus.

Bagaimana bertumbuh dalam persekutuan?

Sejak awal Allah menciptakan manusia bahwa Allah mengatakan tidak baik manusia itu seorang diri saja, harus ada temannya. Adam tidak mendapati yang sepadan dengan dia diantara binatang-binatang yang diciptakan oleh Tuhan. Lalu Allah menciptakan Hawa dan diberikannya kepada Adam menjadi partner, supaya ada teman Adam untuk mengelola dan memelihara bumi. Hawa juga menjadi teman Adam untuk bertumbuh dan beranak cucu mewujudkan rancangan Allah dalam pernikahan. Demikian juga Nuh tidak sendirian dalam bahtera air bah. Ketika Abraham dipanggil oleh Allah, ia tidak sendirian tetapi ia bersama isterinya Sarah dan keponakannya Lot. Demikian juga dengan Yesus tidak sendirian melakukan misiNya. Dia memanggil dua belas muridNya yang akan menemaniNya dalam melakukan pelayanan.

Demikianlah Allah merancangkan persekutuan itu sedemikian rupa. Termasuk dalam persekutuan alumni-alumni pelayanan mahasiswa yang telah diutus ke pada keluarga-keluarga, ke instansi-instansi, ke gereja-gereja dan ke tengah-tengah komunitas masyarakat. Setiap orang pastilah memiliki tanggungjawab di dalam keluarga, dipekerjaan, di gereja, maupun di kelompok masyarakat. Bagaimana supaya tanggungjawab itu dapat dikerjakan dengan maksimal, harus ada tim yang mendukung. Seorang alumni pelayanan mahasiswa tidak bisa melaksanakan tanggungjawab itu dengan sendirian. Pastilah setiap orang menghadapai banyak tantangan dan kesulitan dalam melaksanakan tanggungjawab tersebut. Bersama tim persekutuan tentu ada doa penguatan, ada solusi, ada saran-saran, dan ada bantuan yang diberikan.

Anggota-anggota dalam persekutuan haruslah mau ditegur dan dievaluasi. Janganlah karena merasa sudah pintar dan tahu banyak hal sehingga tidak mau terlibat dalam persekutuan. Hal itu akan menghalanginya untuk bertumbuh. Dalam persekutuan adalah tempat menghayati pengampunan Kristus yaitu dengan kita mampu mengampuni orang lain. PA pribadi adalah teori dan prakteknya adalah persekutuan. Persekutuan menjadi tempat mempraktekkan Firman Tuhan yang dipelajari secara pribadi.

Jemaat mula-mula sangat jelas memelihara dan menjaga persekutuan itu. Persekutuan itu adalah rancangan Allah. Hubungan Allah dengan manusia yang sudah dipulihkan dengan darah Yesus yang sudah tercurah di golgota. Persekutuan itu adalah milik Allah, maka harus dijaga, dirawat, dan diperjuangkan. Oleh karena indahnya persekutuan itu maka Tuhan akan dipermuliakan dan mendatangkan berkat, sukacita bagi banyak orang.

Kesimpulan dan Refleksi pribadi:

Ø Persekutuan adalah rancangan Allah

Ø Persekutuan adalah milik Allah harus dirawat, dijaga, dan diperjuangkan

Ø Persekutuan memberi pertumbuhan rohani dan karakter

Ø Persekutuan memberi kita kekuatan supaya teguh menghadapi tantangan dan pergumulan hidup

Ø Persekutuan memampukan kita setia dalam kebenaranNya

Ø Persekutuan menolong mengarahkan hidup kita kepada tujuan Allah

Ø Persekutuan memberikan sukacita dan berkat kehidupan untuk selama-lamanya

Ø Janganlah menjauhkan diri dari persekutuan

Demikianlah resume singkat yang dapat saya sampaikan dengan segala keterbatasan dan ketidaksempurnaan. Biarlah Roh Kudus Tuhan yang memberikan pengertian dan pemahaman yang mendalam akan kebernaran FirmanNya. Terimakasih untuk doa-doa kakak abang untuk terselenggaranya ibadah kebaktian ini. Dengan harapan, persekutuan PAK Tapanuli Utara ini akan bertumbuh, berbuah manis, dan berdampak bagi daerah kita Tapanuli Utara. Salam Horas.

 
Semangattt.....!!!

By: Marina Letara Nababan

Sabtu, 28 Agustus 2021

RANCANGAN ALLAH DIRUSAK

Ketika Anda membaca judul ini “Rancangan Allah Dirusak’, apa yang terlintas di dalam pikiran Anda? Beberapa mungkin akan bertanya, rancangan yang mana? Kenapa dirusak? Siapa yang merusak? Lalu bagaimana memperbaikinya kembali?


Kali ini saya akan memberikan sedikit ulasan tentang topik ini dari hasil diskusi KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) yang kami lakukan secara online melalui google meet pada hari Jumat, 27 Agustus 2021. Diskusi KTB ini dihadiri oleh 4 pasangan suami isteri yaitu Kel. John Carson Sinaga/ Rosinta Hutagalung, Kel. Enricho Purba/ Fenny Sitorus, Kel. Hans Simanungkalit/ Senova Purba, dan Kel. Simon Petrus Malau/ Marina Nababan. Diskusi ini dilakukan saat masih merajalelanya pandemi covid-19, namun tidak membatasi kuasa Allah bagi anak-anakNya untuk belajar Firman Tuhan.


Hasil diskusi ini diramu sedemikian rupa dan ditambahkan dengan hasil refleksi pribadi.

Sebuah pertanyaan mengawali diskusi kelompok, yaitu tentang kisah masa lalu atau masa kecil ketika kita pernah melanggar perintah orangtua atau merusak barang keluarga yang sangat berharga, apa yang dilakukan apa yang dirasakan? Masing-masing menceritakan tentang pengalamannya. Setiap orang pernah melakukan pelanggaran itu. Ketika melakukannya secara sadar maupun tidak sadar, pastilah ada rasa takut dan kuatir jangan-jangan orang tua akan memarahi. Rasa takut itu juga dapat membuat kita akan bersembunyi atau menyembunyikannya tanpa memberitahukan kepada orangtua. Atau bahkan, ketika ditanyakan tentang kebenarannya bisa saja kita akan berbohong dengan mengatakan bahwa kita tidak melakukannya, atau bahkan memikirkan satu tindakan dengan ‘mencari kambing hitam’ supaya jangan kita yang disalahkan.

Pada bab dua dari buku bahan PA “Rancangan Allah bagi Pernikahan” secara khusus mengulas tentang awal kejatuhan manusia ke dalam dosa pada Kejadian pasal 3. Sebelumnya dalam Kejadian pasal 1 dan 2 dijelaskan bahwa perempuan diberikan Tuhan kepada laki-laki itu menjadi teman yang sepadan, sama-sama terbuka dan saling menerima dalam hubungan mereka sebagai sahabat. Namun di pasal 3 diuraikan bagaimana rasa bersalah, rasa takut, kesombongan, dan tuduhan menjadi penghalang antara Allah dengan manusia, dan juga hal-hal tersebut telah menimbulkan banyak masalah dalam pernikahan.

 Di awal kisah pasal 3 dikatakan bahwa ular si binatang cerdik (ay 3) menggoda Hawa untuk memakan buah larangan Tuhan yaitu pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Sebelum akhirnya Hawa mengambil buah pohon itu dan memakannya, terjadi dialog singkat diantara mereka. Dengan kelemahlembutannya si ular mengatakan bahwa mereka tidak akan mati jika memakan buah itu (ay 4). Ntah apa yang terjadi dengan si Hawa akhirnya tergoda dengan rayuan bujukan si ular, dia mengambil buah itu dan memakannya serta memberikan pula kepada si Adam (ay 6). Keduanya memilih tidak taat pada perintah Tuhan. Satu pertanyaan, mengapa mereka mengambil pilihan itu dengan melanggar perintah Tuhan? Bukankah ada buah-buah pohon yang lain yang bisa mereka nikmati?

Manusia diciptakan Tuhan dan diberikan kehendak bebas. Oleh pengaruh bisikan si iblis melalui ular, kehendak bebas itu disalahgunakan manusia dan akhirnya mereka melanggar perintah Tuhan. Setelah mereka memakan buah itu apa yang terjadi? Mata mereka terbuka (ay 7) dan menyadari bahwa mereka telanjang dan mereka menyembunyikan diri dibalik pohon-pohon. Dan ketika terdengar suara Tuhan memanggil mereka, mereka sangat takut, malu dan bersembunyi (ay 8).  

Ketika Allah mencaritahu keberadaan mereka dan bertanya apakah kamu memakan buah itu? Pertanyaan ini tidak sedang menunjukkan bahwa Allah tidak tahu apa yang telah diperbuat oleh manusia. Allah adalah Maha Tahu. Kemungkinan Allah sedang konfirmasi kepada manusia apakah benar mereka telah melakukan itu. Tuhan meminta pertanggungjawaban mereka. Tuhan menginginkan agar manusia itu menyadari bahwa mereka telah berbuat salah melanggar perintah Tuhan. Tetapi ternyata manusia itu tidak mengakui kesalahannya dan malah menyalahkan yang lain (ay 12). Dengan sombongnya si Adam menyalahkan si Hawa dan si Hawa menyalahkan si ular. Mengapa demikian? Saya berpendapat bahwa ketika manusia itu memutuskan untuk memakan buah itu mereka sudah terpedaya oleh iblis melalui si ular. Sejak saat itu iblis lebih mudah mempengaruhi mereka. Maka ketika Tuhan bertanya, tidak ada pengakuan yang mereka sampaikan bahwa mereka telah melanggar perintah Tuhan. Dan Seolah-olah si Adam menyalahkan Tuhan yang telah memberikan si Hawa kepadanya.

Manusia itu takut dan bersembunyi dan selanjutnya menyalahkan pihak lain. Tidak ada kesadaran diri bahwa mereka telah melakukan yang salah. Kondisi ini menjadi sebuah fakta bahwa satu dosa/ kesalahan akan diikuti oleh dosa-dosa lainnya ketika tidak ada pengakuan, tidak ada kesadaran diri dan tidak ada pertobatan.

Setelah manusia melanggar perintah Tuhan, telah mengakibatkan banyak dampak negatif yang terjadi. Seperti rusaknya hubungan antara Adam dan Hawa. Yang tadinya mereka mesra (di pasal 2 ay 23), sekarang menjadi saling menyalahkan dan menuduh orang lain yang bersalah. Bahkan Adam menjadi berkuasa atas perempuan itu (ay 16) menunjukkan tidak lagi sepadan (psl 2: 18) tetapi seolah-olah Hawa dibawah kuasa Adam (ada perbedaan tingkatan mengenai hak kekuasaan). Perempuan itu juga akan berahi kepada suaminya. Rasa saling memiliki sudah tidak ada lagi. Rasa saling menerima apa adanya pasangannya sudah tidak ada lagi. Kemesraan itu sudah hilang. Pelanggaran itu juga menyebabkan hubungan manusia dengan Allah menjadi rusak. Manusia jadi takut, bersembunyi dan menghindar dari Tuhan. Pada akhirnya manusia itu di usir dari taman Eden (ay 24). Mereka jadi bersusah payah mengolah tanah (ay 19), Hawa akan kesakitan melahirkan (ay 16), ular dihukum (ay 14) dan tanah juga dihukum (ay 17). Jika sekiranya manusia itu mengakui kesalahan mereka, apakah manusia itu akan dihukum juga?

Sekalipun manusia sudah melanggar perintah Tuhan, Dia masih berbaik hati mencari manusia itu (ay 9). Tuhan juga memberikan pakaian kepada mereka dari kulit binatang (ay 21). Pakaian dari kulit binatang berarti ada pengorbanan ada darah yang dicurahkan demi manusia. Ada binatang yang dikorbankan untuk menutupi rasa malu manusia itu. Hal Ini menggambarkan bentuk pengorbanan Yesus Kristus yang tercurah darahNya di kayu salib demi menanggung dosa manusia. 

Manusia akhirnya dihukum dan diusir dari Taman Eden. Tindakan Tuhan ini menunjukkan bahwa Dia tidak main-main dengan dosa. Allah tidak mau berkompromi dengan pelanggaran yang mereka lakukan (ay 24). Dalam perintahNya jelas, jika kamu makan buah itu maka kamu akan mati. Artinya hubungan yang mesra dengan Allah menjadi terputus. Tetapi Allah masih mau mengasihi mereka dengan memberikan pakaian dari kulit binatang dan membiarkan mereka tetap hidup dan merasakah betapa sulitnya mencari makanan dengan berjerih lelah mengolah tanah. Allah menunjukkan bahwa Ia adalah Allah yang kasih dan adil.

Kondisi Adam dan Hawa ternyata terjadi juga hingga saat ini. Dimana, suami isteri saling menyalahkan, suami merasa lebih egois, saling mencari pembenaran diri, kurang mengasihi satu dengan yang lain, kurang menerima kekurangan dari pasangannya. Hal-hal tersebut telah merusak hubungan dalam pernikahan sehingga timbullah pertengkaran, perceraian dan bahkan orang tua tidak mengasihi anak dan begitu juga sebaliknya.

Refleksi  dan kesimpulan:

Sebagai keluarga Kristen mari kembali kepada rancangan Allah semula. Mari lihat kembali bagaimana pernikahan yang didesain Allah sedemikian rupa sebagaimana Dia membuat pernikahan itu sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Adanya hubungan yang mesra antara laki-laki (suami) dan perempuan (isteri) saling mengasihi saling menerima keberadaaan masing-masing. Suami isteri adalah pasangan sahabat yang sepadan. Tuhan rancangkan pernikahan itu agar mereka mengelola bumi dengan baik serta memelihara ciptaan Tuhan lainnya. Pernikahan itu adalah untuk tujuan baik Allah, membawa sukacita bagi pasangan itu, bagi keluarga kedua belah pihak dan bahkan menjadi berkat bagi masyarakat dan ciptaan Tuhan yang lain. Ingat, pernikahan haruslah untuk tujuan Tuhan bukan untuk tujuan manusia.

Dalam rancangan Allah semula, juga adanya hubungan yang sangat dekat antara manusia dengan Allah. Manusia tidak perlu merasa takut kepada Tuhan. Manusia tidak perlu bersembunyi dari Tuhan. Suami isteri dan anak-anak bebas untuk berkomunikasi dengan Tuhan, tidak ada yang menjadi penghalang. Keluarga Kristen harus menjadikan Allah sebagai yang utama dan terutama dalam keluarga. Perahu pernikahan sedang menuju kepada tujuannya Tuhan. Di perjalanan pastilah ada gelombang dan badai yang menyerang, namun dengan penyerahan penuh kepada Tuhan perahu itu akan terus berlabuh dalam koridorNya Tuhan dan menuju kepada tujuannya Tuhan.


MARI KEMBALIKAN PERNIKAHAN KEPADA DESAINNYA ALLAH..!!!!


SALAM SEMANGAT

Marina Letara Nababan

 

 


Sabtu, 21 Agustus 2021

Resume KTB : RANCANGAN ALLAH BAGI PERNIKAHAN

 

RANCANGAN ALLAH BAGI PERNIKAHAN

(Kejadian 1: 26- 2:25)


Apa sesungguhnya rancangan awal Allah bagi pernikahan? Apakah sekedar menyatukan seorang laki-laki dengan seorang perempuan? Ataukah sekedar agar memperoleh keturunan/ anak? Ataukah sekedar supaya ada teman menjalani kehidupan di dunia ini? Ataukah supaya ada lembaga legal memuaskan hasrat biologis (sexs)? Ataukah sekedar memenuhi keinginan orangtua karena dijodohkan?

Topik ini dibahas dan didiskusikan secara mendalam dalam dua kali pertemuan KTB PASUTRI (Kelompok Tumbuh Bersama Pasangan Suami Isteri) pada hari Jumat tanggal 6 Agustus dan 13 Agustus 2021 pukul 19.00-21.00 WIB secara virtual melalui google meet. Diskusi KTB Pasutri ini yang dihadiri oleh tiga keluarga yaitu Keluarga Bang John Carson Sinaga/ Kak Rosinta Hutagalung, Keluarga Enricho Purba/ Kak Fenny Sitorus, dan Keluarga Simon Petrus Malau/ Marina Nababan.

Pembahasan diawali dengan sebuah pernyataan tentang peran seorang arsitek rumah yang membuat desain terlebih dahulu sebelum rumah tersebut dibangun. Berdasarkan desain tersebut maka disediakanlah bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan, lalu dilanjutkan dengan tahap pembangunan sampai selesai hingga terbentuklah sebuah rumah yang indah dan layak ditempati oleh si pemilik rumah. Demikian juga dalam membangun rumahtangga/ keluarga. Siapakah designer sesungguhnya? Jawabannya adalah Allah, Tuhan yang merancangkan adanya pernikahan sejak awal penciptaan. Seperti apakah design yang dibuatNya itu? Mari kita lihat melalui hasil diskusi KTB Pasutri berikut ini.

 

Pengantar untuk diskusi kelompok :

Bagaimana Anda merancang dasar bagi pernikahan Anda yang bahagia? “Bahan-bahan dasar apa yang Anda gunakan untuk membangun pernikahan tersebut?

Berikut beberapa tanggapan dari anggota KTB, bahan-bahan dasar yang digunakan untuk membangun pernikahan yang bahagia:

-        Menjadikan Firman Allah sebagai fondasi dalam membangun rumah tangga

-        Harus ada persekutuan yang erat dengan Tuhan di dalam keluarga

-       Konsep yang benar tentang tujuan pernikahan harus dimiliki oleh suami maupun isteri

-       Adanya komunikasi dan keterbukaan antara suami isteri

-       Kecukupan materi dan saling pengertian antar suami isteri tentang penggunaan uang

-     Sangat penting melakukan konseling sebelum menikah. Menikah bukan untuk bahagia, menikah untuk jadi sahabat.

- Menikah tidak lah membuktikan prinsip dalam budaya Batak yaitu  yaitu hamoraon, hagabeon,hasangapon, tetapi menikah berdasarkan prinsip Alkitab.

Melalui persekutuan yang erat dengan Tuhan, suami isteri semakin tajam semakin mengerucut kepada tujuan Tuhan. Persekutuan dengan Tuhan ini akan memberikan kekuatan bagi keluarga untuk mengarahkan keluarga kepada tujuannya Tuhan. Di awal pernikahan masih bisa taat persekutuan dengan Tuhan, tetapi setelah menjalani pernikahan banyak permasalah yang terjadi. Bagaimana supaya pernikahan bisa bertahan seperti rancangan awal Sang Designer Agung, tentu menjadikan Firman Tuhan sebagai fondasi yang kokoh dan kuat yang tidak akan pernah roboh meskipun angin badai topan gempa datang melanda..  

Pada awal kitab Kejadian, Allah sang Pencipta, menyatakan rancanganNya bagi pernikahan.

1. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambar dan rupa Allah. Sebutkan beragam ciri laki-laki dan perempuan yang menolong Anda memahami “gambar dan rupa Allah”?

Allah Ayat 26 : Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita....

Ayat 27 : Maka Allah menciptakan manusia menurut gambarNya, laki-laki dan perempuan

Segi fisik:

Ciri manusia yang diciptakan Allah adalah memiliki bentuk fisik tangan, kaki, alat indera, dapat berbicara, dst

Laki-laki dengan kelamin yang berbeda dari perempuan

Tenaga laki-laki lebih kuat dari perempuan

Segi emosi:

Perempuan lemah lembut, laki-laki garang

Manusia diciptakan begitu istimewa dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Allah memberikan akal budi kepada manusia yang tidak dimiliki oleh ciptaan lainnya. Manusia segambar dan serupa dengan Allah menunjukkan ada kesamaan fisik, ada kesamaan karakter, ada kesamaan roh, ada kesamaan kehendak.

Suami dan isteri mempunyai peran yang berbeda. Suami dan isteri melakukan peran masing-masing yang berbeda yang tujuannya adalah baik untuk tujuan Allah. Allah juga menciptakan manusia dengan sebuah keinginan sebagaimana keinginan Allah. Allah menginginkan yang baik maka manusia juga harusnya menginginkan yang baik.

Allah yang jamak (Tri Tunggal) juga menghendaki supaya manusia juga tidak sendiri harus ada temannya, sehingga Tuhan mengatakan bahwa manusia tidak baik jika seorang diri, sehingga diciptakannya perempuan (Hawa) untuk menemani Adam, sehingga laki-laki tidak lagi sendiri tetapi memiliki rekan teman kerja mewujudkan Kerajaan Allah melalui pernikahan/ keluarga.

2.    Ayat 31: Allah melihat seluruh ciptaanNya itu sungguh amat baik.

Laki-laki dan perempuan sudah dijadikan sejak awal sedemikian rupa, dengan bentuk tubuh yang berbeda, kekuatan yang berbeda, karakter yang berbeda. Jadi apapun yang diciptakan Tuhan itu harus disyukuri. Tidak perlu merasa minder atau tidak percaya diri jika merasa kurang ganteng atau kurang cantik. Laki-laki sebagai suami dan wanita sebagai isteri harus saling menerima sebagaimana keadaan pasangannya. Karena Tuhan telah menjadikannya sungguh amat baik. Suami maupun isteri telah dijadikan Tuhan memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri. Oleh karena itulah hendaknya suami maupun isteri Mensyukuri keunikan yang diberikan oleh Tuhan kepada pasangannya.

3.    Tanggungjawab dan potensi yang diberikan Tuhan kepada manusia:

-             Berkuasa atas seluruh ciptaan lainnya, menjaga dan memelihara (Ay 28)

-             Menakklukkan bumi (Ay 28) atau berkuasa atas ciptaan Tuhan yang lain

-            Beranakcucu dan bertambah banyak dan memenuhi bumi (Ay 28). Beranak cucu juga secara rohani,       artinya Firman Tuhan itu harus disampaikan secara turun temurun. Firman Tuhan menjadi fondasi          bagi   setiap pasangan suami isteri yang ada dalam keluarga besar. Hal itu juga harus mereka wariskan     kepada keturunan-keturunan yang selanjutnya.

-             Mengusahakan dan memelihara Taman Eden (Ay 15),

-           Manusia diharuskan mematuhi perintah Tuhan agar tidak memakan buah Pohon pengetahuan tentang      yang baik dan yang jahat tidak boleh dimakan (Ay 17)

-            Menata kehidupan keluarga yang baik

-            Manusia diberikan tanggungjawab mengolah tanah/ bumi serta memelihara

 4.    Dalam ayat Ayat 18 dikatakanNya “tidak baik” manusia itu seorang diri saja.

Ketika Adam melihat parade-parade binatang yang berpasangan, kemungkinan dia merasa mengapa dia tidak menemukan pasangan yang sepadan sama seperti dia? Binatang-binatang yang diciptakan tidak mungkin sepadan dengan manusia. Baik secara fisik/ struktur badan maupun secara pemikiran, karena binatang diciptakan tidak memiliki akal budi. Di dalam hatinya Adam menginginkan seseorang yang bisa menjadi temannya yang sepada dengan dia. Sebagaimana hewan-hewan juga memiliki pasangan yang sepadan.

5. Peran Allah adalah memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang. Peran manusia wajib mengelola dan mengolah serta menggunakan ciptaan Tuhan itu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Dalam konsep pernikahan, ketika Adam merasa bahwa dia tidak menjumpai seseorang yang sepadan dengan dia diantara binatang-binatang yang ada di taman Eden, maka Allah juga mengetahui bahwa si laki-laki membutuhkan teman yang sepadan menjadi seorang sahabat, lalu Tuhan memberikan seorang perempuan.

Sebagai refleksi, dalam hal ini, peran silaki-laki single maupun perempuan single adalah harus memiliki keinginan akan seorang teman hidup (wanita). Lalu peran Allah adalah memberikan pasangan yang sepadan dengan laki-laki tersebut. Laki-laki maupun perempuan yang belum menikah berperan menunggu dengan setia menanti pasangan yang akan diberikan Tuhan kepadanya. Sabar, setia, jangan gegabah membuat keputusan tentang pasangan hidup. Pastikan bahwa, calon pasangan hidup itu adalah pasangan sepadan yang sudah ditentukan oleh Tuhan.

6.  Pasal 2: 23. Reaksi Adam melihat ketika ada seseorang yang tiba-tiba muncul dihadapannya mungkin dengan reaksi senang, bahagia luar biasa, mungkin juga berteriak karena senang..wahhh...ini dia yang kucari-cari selama ini... Selanjutnya laki-laki itu melakukan Deklarasi kebahagiaan, memperkenalkan pasangannya kepada ciptaan lainnya.

Deklarasi kebahagiaan itu pada jaman sekarang ini dinyatakan melalui pesta pernikahan yang disaksikan oleh semua orang. Pasangan diperkenalkan dengan bangga oleh si isteri maupun suami kepada seluruh keluarga kepada seluruh komunitas maupun masyarakat.

Bertemu dengan pasangan sepadan yang sudah lama dinanti tentulah akan memberikan kebahagiaan. Kebahagian itu tidak bersifat sementara, tetapi bersifat permanen seumur hidup, karena kebahagiaan itu berasal dari Allah, Dia memberikan pasangan yang sepadan yang seturut kehendakNya.

7.    Prinsip-prinsip dalam pernikahan dalam Kejadian pasal 2: 24 dikatakan bahwa:

-               Laki-laki maupun perempuan akan meninggalkan ayah dan ibunya bersatu dengan isterinya menjadi       satu daging.

-           Kenapa ayat ini muncul? Apakah Adam sudah punya ayah dan punya ibu? Adam memang tidak punya  ayah/ ibu pada saat itu, namun nats ini menggambarkan bahwa Allah adalah Sang Designer Agung, yang pada akhirnya dalam pernikahan itu akan ada ayah dan ada ibu, dan selanjutnya anak-anak mereka akan menikah, beranakcucu dan bertambah banyak. Demikianlah pernikahan itu sduah dirancangkan Allah pada saat awal penciptaan.

-          Kesatuan daging antara suami isteri adalah satu hati, satu keinginan, satu kebutuhan, satu tujuan. Dua orang yang menjadi satu. Isteri akan melekat kepada suami, suami harus melekatkan isteri kepada dirinya, tidak berpisah/ bercerai kecuali karena kematian.

8.  Allah menciptakan pernikahan pertama-tama untuk memenuhi kebutuhan kita akan persahabatan. Namun kadang kala orang tua maupun anak bisa menjadi penghalang untuk mencapai tujuan tersebut.

Bagaimana cara Anda menjaga persahabatan di tengah tekanan tanggungjawab keluarga?

-        Harus ada komunikasi dan keterbukaan antara suami isteri jika ada keluarga yang perlu ditolong atau   diperhatikan. Jangan sampai ketelibatan anggota keluarga lainnya membuat hubungan suami isteri         menjadi tidak harmonis.

-     Pada saat ada konflik/ permasalahan dengan keluarga besar pihak isteri maupun pihak suami, suami/ isteri hadir sebagai pembela menjadi sahabat.

-     Suami/ isteri sebagai sahabat harus membuat batasan sejauh mana ikut campur keluarga besar kedua belah pihak dalam keluarga mereka, jangan sampai orangtua maupun anggota keluarga lainnya mempengaruhi suami ataupun isteri sehingga timbul perpecahan di antara suami dan isteri.

-         Pernikahan seperti membentuk negara yang baru ada aturan, ada batasan, ada kebijakan-kebijakan yang ditentukan melalui kesepakatan suami isteri.

-  Menyiasati kesibukan isteri maupun suami harus ada waktu khusus membina komunikasi dan persekutuan, seperti suami isteri melakukan doa atau sharing 10 menit setelah bangun dan sebelum tidur. Suami atau isteri boleh bercerita tentang apa saja yang dialami mereka sepanjang hari itu, apakah kondisi pekerjaan, kondisi keluarga besar, maupun kondisi anak-anak.

-  Komunikasi yang sangat erat harus terjalin antara suami isteri. Keputusan apapun hendaknya dikomunikasikan secara terbuka antara suami isteri. Tidak ada rahasia sekecil apapun yang ada pada isteri maupun suami.

10.Sebelum Adam dan Hawa memakan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, dalam  Pasal 2: 25 dikatakan mereka tidak merasa malu. Tidak ada rasa malu antara laki-laki dan perempuan karena mereka merasa bahwa mereka adalah satu, sama kebutuhannya, dan menganggap bahwa aku adalah kamu dan kamu adalah aku. Dan mungkin juga, karena pada saat itu, manusia belum jatuh ke dalam dosa, jadi mereka belum mengerti tentang malu.

Telanjang = Adanya saling keterbukaan, tidak ada rahasia antara suami dengan isteri, tidak ada sesuatu yang ditutupi antara suami dan isteri, saling menerima kelemahan dari suami dan isteri.

Nats ini juga memberikan pengertian bahwa Allah telah merancangkan pernikahan pasangan sepadan laki-laki dan perempuan sebelum manusia itu jatuh ke dalam dosa. Berarti pernikahan itu Tuhan rancangkan supaya ada teman Adam yang sepadan merawat bumi dan segala isinya yang sudah diciptakan Tuhan.

11. Bagian Firman Tuhan ini menjelaskan bahwa Allah memenuhi kebutuhan manusia baik kebutuhan emosi, fisik, dan rohani. Terlebih-lebih tentang kebutuhan rohani, perlu ada sahabat untuk saling mengingatkan, menguatkan dan memberikan solusi ketika ada permasalahan yang terjadi dalam hidup. Selain itu juga, keluarga menjadi miniatur dari Kerajaan Allah. Seseorang akan lebih maksimal melayani Tuhan melalui keluarga. Suami/ isteri sebagai tim saling mengingatkan supaya tidak jatuh dalam dosa.

12.Hal yang mengherankan dari rancangan Tuhan ini adalah ketika bertemunya dua insan satu laki-laki dan satu perempuan dalam pernikahan. Diantara berjuta-juta laki-laki dibumi  hanya ada satu perempuan yang menjadi pasangannya diantara berjuta-juta wanita di bumi ini. Ternyata Tuhan tahu kebutuhan manusia itu.

Rancangan Allah sangat luar biasa, bisa merancang untuk waktu yang lama

Kenapa bisa akhirnya menikah dengan pasangan

Rancangan Allah sungguh tak terduga

Hal yang menguatkan : Tuhan menjawab kebutuhan manusia itu  dengan memberikan penolong yang sepadan

Apakah ada hal yang mengganggu?

-          Bagaimana menerima karakter yang berbeda, sementara harus memaksakan diri menerima karakter      yang mengganggu itu sebagai sesuatu keunikan

-          Tidak dapat memahami secara utuh tentang rancangan Allah ini

-     Seiring dengan waktu, perjalanan pernikahan akan dilalui, semakin mengenal pasangan, semakin memahami secara utuh bagaimana rancangan pernikahan yang sudah didesain Allah secara sempurna sejak semula.

Dari seluruh pembahasan di atas, kesimpulan yang bisa saya buat adalah:

1. Pernikahan itu sudah dirancangkan Allah sejak awal (sebelum manusia jatuh ke dalam dosa). Pernikahan itu dirancangkanNya untuk tujuanNya, supaya ada tim yang mengelola dan memelihara bumi dan ciptaanNya yang lain. Jadi pernikahan ada bukan untuk tujuan manusia. Hawa diberikan Tuhan kepada Adam menjadi sahabatnya yang sepadan mengelola tanah dan ciptaan Tuhan yang lain.

2.    Tuhan telah mendesign pernikahan itu sedemikian rupa kudus (tidak ada dosa).

3. Pasangan hidup haruslah yang sepadan dan menjadi sahabat, sepadan dalam pertumbuhan kerohanian, masing-masing memiliki pengenalan yang benar tentang Tuhan dan mengerti tujuan dan kehendak Tuhan.

4.  Pasangan hidup adalah pemberian Tuhan, bukan pilihan manusia. Bukan laki-laki/ perempuan yang memilih, tetapi Tuhanlah yang menentukan siapa pasangannya yang sepadan.

5. Manusia (laki-laki) tidak baik seorang diri, maka diciptakanNyalah perempuan dan diberikannya menjadi sahabat si laki-laki. Maka laki-laki dan perempuan bersatu dalam pernikahan dalam rangka mewujudkan rancangan Tuhan, hidup seturut kehendak Tuhan, mengelola bumi, beranakcucu dan bertambah banyak.

6. Maka kehadiran keluarga baru pasangan suami isteri hendaknyalah menjadi berkat bagi bumi menegakkan kebenaran Allah di lingkungan keluarga besar, masyarakat dan lingkungan pekerjaan.

7. Bagi laki-laki/perempuan single, jika Anda merasa belum menemukan pasangan yang sepadan, setialah menanti pada harinya Tuhan akan membawa ke hadapan Anda pasangan sepadan yang sudah ditentukanNya.

Demikianlah resume singkat ini yang dapat saya sampaikan dengan penuh keterbatasan dan ketidak sempurnaan. Semoga pembaca yang budiman dapat semakin dipahamkan tentang rancangan pernikahan yang sudah didesign Tuhan. Mohon kiranya jika ada saran masukan disampaikan melalui kolom komentar. Terimakasih. Tuhan Yesus memberkati.


Salam_Sehat
Marina Letara Nababan

Jumat, 06 Agustus 2021

Proses Perencanaan Nehemia (Sesi 2 - Lanjutan)

 

Dalam pasal 2 : 17-18, Nehemia menunjukkan kepada orang-orang yang menyertainya tentang kondisi Yerusalem yang sudah menjadi reruntuhan, hancur, dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Nehemia mengajak mereka untuk ikut membangun dan memulihkan kondisi Yerusalem yang sudah hancur itu. Lalu mereka dengan sekuat tenaga mau membangun dan bekerja tanpa sedikit pun ragu tentang apa yang disampaikan oleh Nehemia.

Secara logika, bisa saja mereka menolak untuk mau terlibat dengan rencana Nehemia. Namun Nehemia menceritakan perbuatan Tuhan yang sudah nyata. Allah yang akan melindungi. Perlindungan Allah terbukti dengan adanya restu/ dukungan/ legalitas dari raja Arthasasta. Ketika Nehemia mengutarakan rencananya kepada raja, tidak sedikitpun raja menolak. Hal itu dapat terjadi karena Allah yang turut bekerja memberikan kelembutan hati kepada raja. Bahkan raja menyediakan bahan-bahan yang akan digunakan oleh Nehemia untuk membangun kembali tembok Yerusalem.

Doa Nehemia pada pasal 1 membuktikan Firman Allah yang tertulis dalam Matius 7: 7-7 “Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan”. Kesungguhan Nehemia berdoa dan berpuasa selama sekitar 4 bulan (jarak bulan Nissan ke Kislew) akhirnya membuahkan hasil, Tuhan menjawab doanya. Selama empat bulan itu, Nehemia penyerahan penuh kepada Tuhan, dan dia dengan tekun berdoa dan berpuasa kepada Tuhan.

Tindakan Nehemia ini menekankan perlunya benar-benar berserah penuh menundukkan diri kepada kuasa Tuhan dalam Doa dan puasa sebelum melakukan sesuatu ‘pekerjaan besar bagi Tuhan’. Didalam masa Doa itu, secara pribadi juga mempersiapkan diri untuk tunduk dan taat pada otoritas Tuhan. Secara penuh dalam kerendahan hati, mengijinkan Tuhanlah yang bekerja mengawali dan mengakhiri.

Didalam ayat 19-20, ternyata ada orang-orang yang berusaha menghalangi Nehemia untuk membangun Yerusalem. Mereka adalah Sanbalat orang Horon, dan Tobia orang Amon pelayan di kerajaan Artahsasta dan Gesyem orang Arab. Mereka mengolok-olok Nehemia dan menuduhnya mau memberontak kepada raja. Namun, Nehemia sedikit pun tidak ciut mendengar apa yang mereka sampaikan. Dengan tegas Nehemia mengatakan bahwa Tuhan menyertai mereka hamba-hambaNya dan mereka yang mengolok-olok tidak punya bagian dalam pekerjaan itu.

Kondisi ini menjelaskan bahwa ada tantangan, rintangan ketika seorang hamba Tuhan ingin melakukan sesuatu pekerjaan besar untuk Tuhan. Ada orang luar yang dengan sengaja menghambat atau merusak rencana tersebut supaya gagal, sengaja membuat gosip yang tidak benar supaya semangat si hamba Tuhan ciut dan akhirnya mungkin bisa gagal. Namun, dikatakan dengan jelas dari teladan Nehemia menegaskan bahwa Tuhan akan menyertai setiap hambaNya.

Dalam melakukan sebuah perencanaan tentu haruslah mempertimbangkan resiko ataupun tantangan yang mungkin akan muncul, baik tantangan dari diri sendiri maupun dari luar diri sendiri. Dari diri sendiri bisa bersifat godaan untuk jadi mundur atau patah semangat di tengah jalan karena pengaruh beratnya tantangan yang dihadapi. Namun, harus dicatat dengan jelas bahwa penyerahan penuh kepada Tuhan mengijinkan Dia yang berkuasa penuh memberikan hikmat dan kebijaksanaan dan kekuatan menghadapi setiap rintangan. Seberat apapun rintangan yang menghambat tidak akan menghalangi hamba Tuhan dalam mencapai tujuanNya.

Sering sekali bahwa hamba Tuhan gagal di tengah jalan. Kenapa? Tidak sanggup menghadapi beratnya rintangan itu, seperti godaan materi, jabatan, kepentingan, kebutuhan hidup, dll. Kegagalan itu akan terjadi ketika ia tidak menyerahkan diri sepenuhnya dituntun oleh Tuhan. Melakukan pekerjaan besar bagi Tuhan haruslah ada persekutuan yang erat dengan Tuhan. Sebab iblis akan selalu mengintai saat kapan pun dan saat bagaimana pun, tetapi ketika persekutuan dengan Allah tetap terjalin, maka kuasa Allah akan bekerja dan iblis akan tersingkir.

Dalam pekerjaan besar yang dilakukan oleh Nehemia melibatkan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Lagi-lagi Tuhan yang bekerja menaruhkan beban yang sama kepada teman-teman yang mau melibatkan diri. Masing-masing memahami dengan jelas tentang visi yang diberikan oleh Tuhan. Sehingga secara bersama-sama mau bekerja untuk merealisasikan rencana tersebut. Didalam kebersamaan itu juga secara penuh mengandalkan kuasa Tuhan dan bersama-sama menghadapi rintangan yang terjadi. Melakukan pekerjaan besar untuk Tuhan membutuhkan komunitas untuk saling mendoakan dan saling menguatkan. Iblis akan selalu berusaha menggagalkan pekerjaan besar untuk Tuhan. Namun, dalam komunitas kuasa iblis tidak mampu bekerja, karena ada kesatuan hati bersama-sama melawan rencana-rencana si jahat. Dalam kesatuan hati, kuasa Tuhan akan bekerja dengan sempurna.

Teladan Nehemia :

1.         Sebelum merencanakan sesuatu, berdoalah dengan tekun dan berpuasa, bertanya kepada Tuhan apa kehendakNya tentang rencana tersebut.

2.         Didalam ketekunan doa dan penyerahan penuh kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberikan keberanian, hikmat, kecerdasan, kemampuan dan kebijaksanaan membuat keputusan-keputusan yang tepat.

3.  Tuhan memberikan kemampuan kepada Nehemia sehingga dia dapat memprediksikan rintangan, tantangan-tantangan yang akan dihadapinya sebelum dia mengeksekusi rencana tersebut.

4.         Menyerahkan seluruh totalitas diri mau dipakai oleh Tuhan dan mau mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk melakukan pekerjaan Tuhan seperti mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan mungkin perhatian kepada keluarga akan berkurang.

5.         Tidak lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri daripada pekerjaan Tuhan, seperti jabatan, materi, gengsi, harga diri, dll.

6.         Aku akan berusaha mengerjakan apa yang menjadi bagianku, dan Tuhan akan mengerjakan apa yang menjadi bagianNya.

Kiranya melalui teladan Nehemia, setiap hambaNya yang mau memberi diri untuk pekerjaan Tuhan akan semakin diteguhkan janji penyertaan Tuhan akan memampukan dalam menghadapi rintangan-rintangan yang terjadi. Tidak perlu takut dan kuatir, sebab Allah menyertai. Amin.

Minggu, 01 Agustus 2021

KTB PASUTRI PERDANA


Gbr. KTB by Google Meet (Sabtu, 31 Juli 2021)

Moment ini adalah KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) Pasutri perdana dan pertama sekali saya ikuti sejak menikah akhir tahun 2013. Kenapa 'saya' karena hanya saya yang hadir tanpa suami. Suami saya sedang posisi di Padang Sidempuan, jadi hanya saya yang hadir. Selama delapan tahun sulit rasanya bergabung dengan KTB pasutri karena suami sibuk bekerja dan saya mengurus anak. Saya adalah orang yang sangat merasakan dampak positif dari pandemi covid-19 ini. Salah satunya adalah bisa ikut KTB meskipun secara online. Kalau sekiranya offline, kemungkinan akan sulit untuk ikut bergabung karena anak-anak masih kecil susah untuk ditinggalkan.

Program KTB Pasutri ini sudah digagas oleh PAK Tarutung di awal Bulan Juni untuk segera dilakukan. Sekaranglah baru dapat direalisasikan. Mengingat bahwa KTB ini sangat efektif untuk bersama-sama bertumbuh dalam kerohanian dan melakukan misi bersama sebagai alumni-alumni binaan yang bergabung dalam pelayanan mahasiswa/ Perkantas. Apakah melakukan misi melalui profesi/ pekerjaan atau misi melalui keluarga-keluarga.

KTB perdana ini sungguh sangat berkesan bagi saya. Banyak hal yang kami ceritakan dari pukul 19.00 hingga pukul 21.40 WIB yang membuat kami tertawa dan terhibur dan juga dikuatkan. Setelah dibuka dengan satu pujian dan Doa, diawal sharing adalah sesi perkenalan. Setiap keluarga menceritakan kilas balik awal perjumpaan dengan suami/ isteri hingga dipersatukan dalam ikatan pernikahan. Mengingat dan menceritakan momen itu seolah membuat kami kembali bernostalgia mengingat kisah di masa lalu dimana Tuhan akhirnya mempersatukan suami isteri dalam pernikahan.

Masing-masing kami juga menceritakan kisah kehidupan berumahtangga yang sudah dijalani hingga saat ini. Satu pengalaman yang sangat menarik bagiku adalah perjalanan rumahtangga keluarga Bang John Carson Sinaga & Kak Rosinta Hutagalung. Penantian yang cukup panjang akan kehadiran anak dalam keluarga mereka. Menikah pada Tahun 2008 lalu dikaruniakan Tuhan keturunan pada tahun 2013. Banyak tantangan yang mereka hadapi. Apalagi budaya orang batak yang merasa tidak sempurna jika sudah berkeluarga tetapi belum punya anak. 

Doa dan penantian yang panjang akhirnya terjawab. Itu adalah mujizat Tuhan yang sungguh luar biasa yang mereka rasakan. Saya melihat ada iman yang besar dan penyerahan penuh kepada Tuhan. Didalam penantian yang panjang itu pun, dalam Doa mereka sampaikan kepada Tuhan, sekiranya pun tidak memiliki anak, maka mereka akan tetap berkomitmen menyerahkan hidup mereka secara maksimal untuk melayani Tuhan. Sungguh luar biasa pengalaman abang dan kakak ini, sehingga saya mencetuskan ide supaya pengalaman itu diabadikan dalam sebuah buku. Teladan keluarga ini dapat menjadi motivasi bagi keluarga-keluarga Kristen untuk tetap setia menanti anugerah Tuhan memberikan anak bagi keluarga mereka.

Selain itu, Bang John juga menuturkan banyak tantangan-tantangan yang dihadapi mereka dalam pekerjaan, menghadapi birokrasi yang mempersulit masyarakat. Termasuk kesempatan untuk tugas belajar jalur beasiswa study lanjut S2 ke Surabaya menghadapi proses yang tidak mulus. Namun akhirnya study lanjut dapat juga diikuti dan diselesaikan. Dan bahkan perpindahan tempat tugas mengabdi dari daerah terpencil pinggiran Kabupaten Taput pindah ke Sipoholon juga karena campur tangan Tuhan. Yang biasanya orang (PNS) mengajukan pindah tempat tugas atas permintaan sendiri dan harus disertai dengan 'amplop' ternyata Bang John pindah bukan karena atas permintaan sendiri. Benar-benar luar biasa. Dan ketika mereka juga memutuskan untuk menjadi seorang penatua (Sintua) di gereja dimana mereka berjemaat juga melalui proses yang panjang yang akhirnya dilantiklah beliau (Bang John) menjadi seorang sintua pada tahun 2020 yang lalu.

Apakah pengalaman-pengalaman itu sebuah kebetulan? Apakah disadari atau tidak bahwa ada rencana yang sedang Tuhan siapkan atas semua yang dialami oleh keluarga Bang John? Sama juga dengan saya, di usia yang sudah "kritis" Tuhan ijinkan lulus sebagai dosen di IAKN Tarutung dan bahkan berstatus PNS yang sebelumnya saya sama sekali tidak ada harapan lagi untuk jadi seorang PNS. Dan saya juga lulus murni P1 dari 6 orang yang mendaftar saat itu di formasi yang saya lamar. Dan yang paling ajaibnya lagi, ketika mengikuti ujian tahun 2018, saya baru melahirkan tiga bulan sebelumnya dan masih merasakan dukacita karena orangtua meninggal, dengan persiapan yang tidak maksimal ternyata diijinkan Tuhan lulus.

Begitu juga dengan Keluarga Bang Enricho Purba & Kak Fenny Sitorus. Bang Enricho satu-satunya yang lulus dari antara 14 orang diformasi yang dia lamar. Dan beliau mengatakan dalam KTB dosen IAKN beberapa waktu lalu, bahwa beliau persiapan ujiannya sangat minim, ternyata Tuhan ijinkan lulus. 

Banyak lagi hal-hal yang tidak bisa kami ceritakan karena terbatas waktu, yang menurut kami bahwa itu semua terjadi adalah karena mujizat Tuhan dan seijin Tuhan.

Melalui KTB perdana ini, dalam perenungan saya pribadi, saya sangat diingatkan bahwa Tuhan itu selalu hadir menyertai setiap keluarga-keluarga yang sungguh-sungguh mempersembahkan hidup kepada Tuhan. Keteguhan hati Bang John juga tidak terlepas dari peran Kak Rosinta sebagai isteri dan sebagai penolong. Akhirnya mereka berhasil melewati banyak rintangan-rintangan dan tantangan selama menjalani pernikahan. Apalagi menghadapi godaan-godaan didalam menghadapi birokrasi dan pekerjaan yang sungguh banyak bertentangan dengan Firman Tuhan membutuhkan dukungan penuh dari pasangan hidup suami/ isteri supaya bisa menyatakan yang benar adalah benar yang salah adalah salah. 

Sebagai alumni-alumni pelayanan mahasiswa, dituntut untuk berintegritas dan bermisi di dunia alumni. Selama bergabung di dalam pelayanan mahasiswa kita dipahamkan bagaimana hidup benar dihadapan Tuhan melalui Kelompok Kecil, pengisian, kebaktian, jam doa, Kamp regional, Kamp nasional, kepanitian, dan program-program pelayanan lainnya. Ketika sudah terjun dalam dunia alumni dan pekerjaan ternyata banyak tantangan yang dihadapi. Menyatakan kebenaran tidak semudah mempelajari bahan-bahan PA ketika di kelompok kecil pada waktu masih mahasiswa.

Oleh karena itu, kita sebagai orang yang pernah terlibat dalam pelayanan mahasiswa, dan bahkan kita sebagai orang yang sudah merasakan Kasih Penebusan Yesus Kristus yang sudah tersalib, mari terus berjuang untuk hidup berpadanan dengan panggilanNya. Memberitakan Injil kebenaranNya melalui pekerjaan, profesi, keluarga yang dipercayakan Tuhan kepada kita.

Kalau kita berjalan dan berusaha sendiri tentulah berat dan sulit. Tetapi melalui KTB, kita dapat dikuatkan diteguhkan dan ditopang dalam Doa menegakkan kebenaran melawan pekerjaan-pekerjaan si iblis yang kita jumpai di tempat kita berada saat ini. Dimana Tuhan mengijinkan kita hadir di sini. Di keluarga kita. Di kantor kita. Di instansi kita. Di sekolah kita. Di gereja kita. Dan bahkan didaerah kita ini Tapanuli Utara. 

Kiranya Tuhan menolong. Ini juga menjadi Doa dan Harapan saya secara pribadi untuk PAK Tarutung.

SEMANGAT......SEMANGAT...SEMANGAT. 




Nb. Jika ada cerita yang saya sampaikan tidak pas, saya mohon maaf, silahkan konfirmasi. Terimakasih.

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...