Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.

Selasa, 08 Februari 2022

Mengapa ku mencintaimu? (part-8)

 

Masih tersimpan fotomu kala itu

Dalam kesendirianku didalam bus ada beberapa pertanyaan yang timbul dalam benakku. Aku penasaran bagaimana penilaianmu terhadapku selama beberapa jam pertemuan kita.

Memang tidak pernah kita berdua serius berbicara satu dengan yang lain walaupun kita sudah saling kenal sebelumnya. Sekedar say hello saja ketika kita sama-sama hadir dalam setiap kegiatan TFT di Medan pada masa itu. Keseringan kita saling bercerita ketika bersama dengan teman-teman tim yang lain.

Jadi pertemuan ini memang seperti pertemuan pertama bagiku berbincang serius denganmu. Mengenalmu lebih dalam. Mengenal kampung halamanmu. Mengetahui keluarga dan saudara-saudaramu. Memahami pekerjaanmu. Melihat dan mengamati cara bicaramu. Menyaksikan tawa dan lesung pipimu yang unik. Hahahaaa.

Namun keberanian dan pengorbananmu datang menjumpaiku ke ibukota hanya dalam hitungan jam membuatku salut dan sekaligus penasaran denganmu. Sebegitu seriusnya dirimu mencari calon teman hidup. Aku merasa tidak ada yang istimewa dengan diriku. Dan bahkan aku sebenarnya orangnya tidak pedean berkenalan dengan laki-laki. Karena aku merasa tidak punya apa-apa untuk diandalkan.

Padahal sebenarnya menurut ceritamu adanya beberapa cewek cantik yang kamu taksir selama ini. Posisinya tidak jauh masih sama-sama di kota yang sama denganmu. Dan menurut pengamatanku diantara satu tim kita sepertinya ada teman cewek yang naksir padamu. Yang jelas bukan aku. Sering aku menggodamu. Ketika kita telponan aku coba memotivasimu supaya berusaha mendekati cewek-cewek itu. Manatau dia adalah jodohmu ya kan. Daripada mikirkan yang jauh yang tidak pasti dan susah dijangkau ya kan. Hahahaa...

Ntahlah. Tak tau aku apa alasanmu mau menjumpaiku ke kota yang jauh. Padahal dirimu sudah tahu dengan jelas bahwa aku sedang kuliah dan masih banyak impianku. Kalau dipikir-pikir memang tak habis pikirlah aku pada saat itu.     

Lamunan dan hayalan silih berganti dalam pikiranku. Hingga tak terasa bus Damri yang aku tumpangi sudah tiba di terminal Pasar Minggu. Begitu turun dari bus hari sudah gelap rupanya. Begitulah memang kondisi ibukota. Kalau tidak macet bukan Jakarta namanya. Di jalan tol pun bisa macet berkepanjangan. Apalagi lah setelah keluar jalan tol. Tapi begitu pun aku sudah terbiasa dengan kemacetan Jakarta. Kesabaran dan emosi benar-benar diuji.

Aku pun segera mencari angkutan umum yang menuju Depok. Kota dimana aku mencari rejeki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan kuliah. Sudah lewat jam makan malam. Perut terasa lapar. Namun aku harus banyak bersabar di dalam angkutan hingga tiba di kos. Aku membelikan sebungkus nasi di warung dekat kos karena sudah tidak sempat lagi masak.

Masih sebentar aku tiba di kos. Ponselku berdering. Ternyata dirimu memberitahukan sudah tiba di Bandara Polonia Medan dengan selamat. Wah cepat juga yah. Hampir bersamaan waktu kita tiba di tujuan. Dikaupun melanjutkan perjalanan ke kosmu dengan sepeda motor mu yang parkir selama satu malam di bandara.

 

Bersambung....

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...