Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.

Jumat, 04 Februari 2022

Mengapa ku mencintaimu? (part- 6)

 


Tanpa menunggu berlama-lama, kita segera melanjutkan perjalanan sesuai rencana yang sudah kita sepakati. Satu buah taksi mengantarkan kita sampai di depan pintu masuk TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Ya, ditempat inilah kita bicara agak serius menindaklanjuti perbincangan kita selama ini melalui email, telpon, dan sms.

Saat kita berjalan memasuki pintu masuk TMII, ingin rasanya seperti pasangan-pasangan yang romantis. Berjalan sambil bergandengan tangan, wuhuiii gimana rasanya itu yah. Tapi tidaklah, aku berusaha untuk membatasi diri, karena bukan mukhrim. Kita hanya teman biasa. Dan juga etika berteman yang sama-sama kita pahami tidak diperkenankan untuk kontak fisik meskipun hanya sebatas bergandengan tangan.

Tidak banyak yang kita lakukan di sana karena waktumu sangat terbatas. Kita hanya melihat-lihat bangunan megah keong mas yang merupakan icon khas dari TMII. Beberapa saat kita mengamat-amati dan mengelilingi bangunan itu serta menyempatkan diri sebentar untuk mengabadikan pertemuan kita di sana.

Ketika jam makan siang sudah tiba, kita coba mencari tempat makan dilokasi TMII. Kita beranjak menuju restoran KFC yang ada di sana. Karena itu tempat makan yang terdekat, sekaligus juga mencari tempat yang nyaman supaya kita bisa berbincang-bincang.  

Kulihat wajahmu sepertinya kurang suka makan di sana. Apakah karena menunya kurang cocok atau alasan lain aku tidak tahu. Tetapi itulah tempat makan yang terdekat di sana. Disamping juga ada tempat duduk yang nyaman bagi kita untuk saling bercerita. Tidak terlalu rame pengunjungnya.

Setelah kita duduk dengan nyaman, beberapa saat aku coba menunggumu untuk mengorder makanan untuk kita. Namun tidak ada tanda-tanda. Padahal aku sudah merasakan lapar dan juga sangat haus. Cuaca panas di siang hari sangat begitu menyengat.

Akhirnya aku lah yang berinisiatif. Dengan terpaksa, walaupun agak sedikit kesal. Segera aku pesan makanan kita ke meja customer. Setelah membayar lalu membawa makanan minuman ke meja kita. Kekesalan hati itu aku coba singkirkan sejauh mungkin. Tetap berpikir positif saja.

Dalam hatiku seharusnya laki-laki lah yang berinisiatif untuk memesan makanan dan membayar dengan uangnya. Ini malah aku pula yang melayani dia. Uang ku pun tidak seberapa. Tapi ya sudahlah. Dia adalah tamu ku. Setidaknya aku coba berusaha memberikan yang terbaiklah.

Setelah berdoa bersama, kita menyantap makanan minuman sambil berbincang-bincang ringan. Topik selanjutnya yang kita diskusikan adalah tentang pesan-pesan email yang telah kita kirim selama ini. Mempertegas maksud dari setiap pesan yang kita sampaikan melalui email.

Kita saling bercerita tentang perjalanan doa kita. Setelah sekian lama kita berkomitmen untuk serius berdoa menguji hati dan menguji perasaan. Selain itu juga mempertegas tentang kriteria pasangan yang kita harapkan. Mempertegas tentang rencana-rencana masa depan yang kita planningkan masing-masing. Kondisi keluarga besar kita juga menjadi topik yang kita bicarakan saat itu.

Kita lebih banyak saling menceritakan tentang kehidupan kita masing-masing. Tentang pekerjaan, kesibukan, dan juga pelayanan masing-masing yang kita kerjakan. Salah satu impian kita adalah mencari calon teman hidup. Itulah memang yang sedang kita gumulkan bersama-sama.

Hingga perbicangan kita selesai karena keterbatasan waktu, tidak ada keputusan spesial yang kita buat. Kita tetap masih sebatas teman. Kita memutuskan untuk terus menguji hati dan perasaan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Walaupun saat itu aku sebenarnya sudah sangat ingin mendengar dan menyaksikan dikau melamarku jadi pacarmu. Seperti di sinetron-sonetron, si pria akan melamar si wanita dengan sebuah cincin... Iiiihhh..itu pasti so sweet. Aku tunggu-tunggu moment itu. Sampai habis waktu kita tapi ternyata tidak ada juga terucap darimu.

Walaupun hanya keinginan dalam hatiku, aku jadi malu dengan diriku sendiri. Terlalu cepat berharap. Tapi tidak apa-apalah. Aku sangat menghargai keputusanmu. Tidaklah secepat itu untuk membuat keputusan. Kita masih memerlukan waktu yang lebih lama untuk menggumulkan dan menguji perasaan. Apalagi kita pun tidak terlalu dalam mengenal satu dengan yang lain.

It’s okay. Kesimpulan hasil diskusi kita adalah kita masih butuh waktu untuk menguji hati dan perasaan kita. Masih sebatas teman.

Oleh karena waktu mu sangat terbatas harus segera berangkat ke bandara, maka kita mengakhiri perbincangan kita. Kita menutup dalam doa. Mendoakan perjalananmu dan mendoakan kita masing-masing untuk lebih serius menggumulkan dan menguji hati kita.

 

Bersambung ........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...