Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.

Sabtu, 21 Agustus 2021

Resume KTB : RANCANGAN ALLAH BAGI PERNIKAHAN

 

RANCANGAN ALLAH BAGI PERNIKAHAN

(Kejadian 1: 26- 2:25)


Apa sesungguhnya rancangan awal Allah bagi pernikahan? Apakah sekedar menyatukan seorang laki-laki dengan seorang perempuan? Ataukah sekedar agar memperoleh keturunan/ anak? Ataukah sekedar supaya ada teman menjalani kehidupan di dunia ini? Ataukah supaya ada lembaga legal memuaskan hasrat biologis (sexs)? Ataukah sekedar memenuhi keinginan orangtua karena dijodohkan?

Topik ini dibahas dan didiskusikan secara mendalam dalam dua kali pertemuan KTB PASUTRI (Kelompok Tumbuh Bersama Pasangan Suami Isteri) pada hari Jumat tanggal 6 Agustus dan 13 Agustus 2021 pukul 19.00-21.00 WIB secara virtual melalui google meet. Diskusi KTB Pasutri ini yang dihadiri oleh tiga keluarga yaitu Keluarga Bang John Carson Sinaga/ Kak Rosinta Hutagalung, Keluarga Enricho Purba/ Kak Fenny Sitorus, dan Keluarga Simon Petrus Malau/ Marina Nababan.

Pembahasan diawali dengan sebuah pernyataan tentang peran seorang arsitek rumah yang membuat desain terlebih dahulu sebelum rumah tersebut dibangun. Berdasarkan desain tersebut maka disediakanlah bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan, lalu dilanjutkan dengan tahap pembangunan sampai selesai hingga terbentuklah sebuah rumah yang indah dan layak ditempati oleh si pemilik rumah. Demikian juga dalam membangun rumahtangga/ keluarga. Siapakah designer sesungguhnya? Jawabannya adalah Allah, Tuhan yang merancangkan adanya pernikahan sejak awal penciptaan. Seperti apakah design yang dibuatNya itu? Mari kita lihat melalui hasil diskusi KTB Pasutri berikut ini.

 

Pengantar untuk diskusi kelompok :

Bagaimana Anda merancang dasar bagi pernikahan Anda yang bahagia? “Bahan-bahan dasar apa yang Anda gunakan untuk membangun pernikahan tersebut?

Berikut beberapa tanggapan dari anggota KTB, bahan-bahan dasar yang digunakan untuk membangun pernikahan yang bahagia:

-        Menjadikan Firman Allah sebagai fondasi dalam membangun rumah tangga

-        Harus ada persekutuan yang erat dengan Tuhan di dalam keluarga

-       Konsep yang benar tentang tujuan pernikahan harus dimiliki oleh suami maupun isteri

-       Adanya komunikasi dan keterbukaan antara suami isteri

-       Kecukupan materi dan saling pengertian antar suami isteri tentang penggunaan uang

-     Sangat penting melakukan konseling sebelum menikah. Menikah bukan untuk bahagia, menikah untuk jadi sahabat.

- Menikah tidak lah membuktikan prinsip dalam budaya Batak yaitu  yaitu hamoraon, hagabeon,hasangapon, tetapi menikah berdasarkan prinsip Alkitab.

Melalui persekutuan yang erat dengan Tuhan, suami isteri semakin tajam semakin mengerucut kepada tujuan Tuhan. Persekutuan dengan Tuhan ini akan memberikan kekuatan bagi keluarga untuk mengarahkan keluarga kepada tujuannya Tuhan. Di awal pernikahan masih bisa taat persekutuan dengan Tuhan, tetapi setelah menjalani pernikahan banyak permasalah yang terjadi. Bagaimana supaya pernikahan bisa bertahan seperti rancangan awal Sang Designer Agung, tentu menjadikan Firman Tuhan sebagai fondasi yang kokoh dan kuat yang tidak akan pernah roboh meskipun angin badai topan gempa datang melanda..  

Pada awal kitab Kejadian, Allah sang Pencipta, menyatakan rancanganNya bagi pernikahan.

1. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambar dan rupa Allah. Sebutkan beragam ciri laki-laki dan perempuan yang menolong Anda memahami “gambar dan rupa Allah”?

Allah Ayat 26 : Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita....

Ayat 27 : Maka Allah menciptakan manusia menurut gambarNya, laki-laki dan perempuan

Segi fisik:

Ciri manusia yang diciptakan Allah adalah memiliki bentuk fisik tangan, kaki, alat indera, dapat berbicara, dst

Laki-laki dengan kelamin yang berbeda dari perempuan

Tenaga laki-laki lebih kuat dari perempuan

Segi emosi:

Perempuan lemah lembut, laki-laki garang

Manusia diciptakan begitu istimewa dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Allah memberikan akal budi kepada manusia yang tidak dimiliki oleh ciptaan lainnya. Manusia segambar dan serupa dengan Allah menunjukkan ada kesamaan fisik, ada kesamaan karakter, ada kesamaan roh, ada kesamaan kehendak.

Suami dan isteri mempunyai peran yang berbeda. Suami dan isteri melakukan peran masing-masing yang berbeda yang tujuannya adalah baik untuk tujuan Allah. Allah juga menciptakan manusia dengan sebuah keinginan sebagaimana keinginan Allah. Allah menginginkan yang baik maka manusia juga harusnya menginginkan yang baik.

Allah yang jamak (Tri Tunggal) juga menghendaki supaya manusia juga tidak sendiri harus ada temannya, sehingga Tuhan mengatakan bahwa manusia tidak baik jika seorang diri, sehingga diciptakannya perempuan (Hawa) untuk menemani Adam, sehingga laki-laki tidak lagi sendiri tetapi memiliki rekan teman kerja mewujudkan Kerajaan Allah melalui pernikahan/ keluarga.

2.    Ayat 31: Allah melihat seluruh ciptaanNya itu sungguh amat baik.

Laki-laki dan perempuan sudah dijadikan sejak awal sedemikian rupa, dengan bentuk tubuh yang berbeda, kekuatan yang berbeda, karakter yang berbeda. Jadi apapun yang diciptakan Tuhan itu harus disyukuri. Tidak perlu merasa minder atau tidak percaya diri jika merasa kurang ganteng atau kurang cantik. Laki-laki sebagai suami dan wanita sebagai isteri harus saling menerima sebagaimana keadaan pasangannya. Karena Tuhan telah menjadikannya sungguh amat baik. Suami maupun isteri telah dijadikan Tuhan memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri. Oleh karena itulah hendaknya suami maupun isteri Mensyukuri keunikan yang diberikan oleh Tuhan kepada pasangannya.

3.    Tanggungjawab dan potensi yang diberikan Tuhan kepada manusia:

-             Berkuasa atas seluruh ciptaan lainnya, menjaga dan memelihara (Ay 28)

-             Menakklukkan bumi (Ay 28) atau berkuasa atas ciptaan Tuhan yang lain

-            Beranakcucu dan bertambah banyak dan memenuhi bumi (Ay 28). Beranak cucu juga secara rohani,       artinya Firman Tuhan itu harus disampaikan secara turun temurun. Firman Tuhan menjadi fondasi          bagi   setiap pasangan suami isteri yang ada dalam keluarga besar. Hal itu juga harus mereka wariskan     kepada keturunan-keturunan yang selanjutnya.

-             Mengusahakan dan memelihara Taman Eden (Ay 15),

-           Manusia diharuskan mematuhi perintah Tuhan agar tidak memakan buah Pohon pengetahuan tentang      yang baik dan yang jahat tidak boleh dimakan (Ay 17)

-            Menata kehidupan keluarga yang baik

-            Manusia diberikan tanggungjawab mengolah tanah/ bumi serta memelihara

 4.    Dalam ayat Ayat 18 dikatakanNya “tidak baik” manusia itu seorang diri saja.

Ketika Adam melihat parade-parade binatang yang berpasangan, kemungkinan dia merasa mengapa dia tidak menemukan pasangan yang sepadan sama seperti dia? Binatang-binatang yang diciptakan tidak mungkin sepadan dengan manusia. Baik secara fisik/ struktur badan maupun secara pemikiran, karena binatang diciptakan tidak memiliki akal budi. Di dalam hatinya Adam menginginkan seseorang yang bisa menjadi temannya yang sepada dengan dia. Sebagaimana hewan-hewan juga memiliki pasangan yang sepadan.

5. Peran Allah adalah memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang. Peran manusia wajib mengelola dan mengolah serta menggunakan ciptaan Tuhan itu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Dalam konsep pernikahan, ketika Adam merasa bahwa dia tidak menjumpai seseorang yang sepadan dengan dia diantara binatang-binatang yang ada di taman Eden, maka Allah juga mengetahui bahwa si laki-laki membutuhkan teman yang sepadan menjadi seorang sahabat, lalu Tuhan memberikan seorang perempuan.

Sebagai refleksi, dalam hal ini, peran silaki-laki single maupun perempuan single adalah harus memiliki keinginan akan seorang teman hidup (wanita). Lalu peran Allah adalah memberikan pasangan yang sepadan dengan laki-laki tersebut. Laki-laki maupun perempuan yang belum menikah berperan menunggu dengan setia menanti pasangan yang akan diberikan Tuhan kepadanya. Sabar, setia, jangan gegabah membuat keputusan tentang pasangan hidup. Pastikan bahwa, calon pasangan hidup itu adalah pasangan sepadan yang sudah ditentukan oleh Tuhan.

6.  Pasal 2: 23. Reaksi Adam melihat ketika ada seseorang yang tiba-tiba muncul dihadapannya mungkin dengan reaksi senang, bahagia luar biasa, mungkin juga berteriak karena senang..wahhh...ini dia yang kucari-cari selama ini... Selanjutnya laki-laki itu melakukan Deklarasi kebahagiaan, memperkenalkan pasangannya kepada ciptaan lainnya.

Deklarasi kebahagiaan itu pada jaman sekarang ini dinyatakan melalui pesta pernikahan yang disaksikan oleh semua orang. Pasangan diperkenalkan dengan bangga oleh si isteri maupun suami kepada seluruh keluarga kepada seluruh komunitas maupun masyarakat.

Bertemu dengan pasangan sepadan yang sudah lama dinanti tentulah akan memberikan kebahagiaan. Kebahagian itu tidak bersifat sementara, tetapi bersifat permanen seumur hidup, karena kebahagiaan itu berasal dari Allah, Dia memberikan pasangan yang sepadan yang seturut kehendakNya.

7.    Prinsip-prinsip dalam pernikahan dalam Kejadian pasal 2: 24 dikatakan bahwa:

-               Laki-laki maupun perempuan akan meninggalkan ayah dan ibunya bersatu dengan isterinya menjadi       satu daging.

-           Kenapa ayat ini muncul? Apakah Adam sudah punya ayah dan punya ibu? Adam memang tidak punya  ayah/ ibu pada saat itu, namun nats ini menggambarkan bahwa Allah adalah Sang Designer Agung, yang pada akhirnya dalam pernikahan itu akan ada ayah dan ada ibu, dan selanjutnya anak-anak mereka akan menikah, beranakcucu dan bertambah banyak. Demikianlah pernikahan itu sduah dirancangkan Allah pada saat awal penciptaan.

-          Kesatuan daging antara suami isteri adalah satu hati, satu keinginan, satu kebutuhan, satu tujuan. Dua orang yang menjadi satu. Isteri akan melekat kepada suami, suami harus melekatkan isteri kepada dirinya, tidak berpisah/ bercerai kecuali karena kematian.

8.  Allah menciptakan pernikahan pertama-tama untuk memenuhi kebutuhan kita akan persahabatan. Namun kadang kala orang tua maupun anak bisa menjadi penghalang untuk mencapai tujuan tersebut.

Bagaimana cara Anda menjaga persahabatan di tengah tekanan tanggungjawab keluarga?

-        Harus ada komunikasi dan keterbukaan antara suami isteri jika ada keluarga yang perlu ditolong atau   diperhatikan. Jangan sampai ketelibatan anggota keluarga lainnya membuat hubungan suami isteri         menjadi tidak harmonis.

-     Pada saat ada konflik/ permasalahan dengan keluarga besar pihak isteri maupun pihak suami, suami/ isteri hadir sebagai pembela menjadi sahabat.

-     Suami/ isteri sebagai sahabat harus membuat batasan sejauh mana ikut campur keluarga besar kedua belah pihak dalam keluarga mereka, jangan sampai orangtua maupun anggota keluarga lainnya mempengaruhi suami ataupun isteri sehingga timbul perpecahan di antara suami dan isteri.

-         Pernikahan seperti membentuk negara yang baru ada aturan, ada batasan, ada kebijakan-kebijakan yang ditentukan melalui kesepakatan suami isteri.

-  Menyiasati kesibukan isteri maupun suami harus ada waktu khusus membina komunikasi dan persekutuan, seperti suami isteri melakukan doa atau sharing 10 menit setelah bangun dan sebelum tidur. Suami atau isteri boleh bercerita tentang apa saja yang dialami mereka sepanjang hari itu, apakah kondisi pekerjaan, kondisi keluarga besar, maupun kondisi anak-anak.

-  Komunikasi yang sangat erat harus terjalin antara suami isteri. Keputusan apapun hendaknya dikomunikasikan secara terbuka antara suami isteri. Tidak ada rahasia sekecil apapun yang ada pada isteri maupun suami.

10.Sebelum Adam dan Hawa memakan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, dalam  Pasal 2: 25 dikatakan mereka tidak merasa malu. Tidak ada rasa malu antara laki-laki dan perempuan karena mereka merasa bahwa mereka adalah satu, sama kebutuhannya, dan menganggap bahwa aku adalah kamu dan kamu adalah aku. Dan mungkin juga, karena pada saat itu, manusia belum jatuh ke dalam dosa, jadi mereka belum mengerti tentang malu.

Telanjang = Adanya saling keterbukaan, tidak ada rahasia antara suami dengan isteri, tidak ada sesuatu yang ditutupi antara suami dan isteri, saling menerima kelemahan dari suami dan isteri.

Nats ini juga memberikan pengertian bahwa Allah telah merancangkan pernikahan pasangan sepadan laki-laki dan perempuan sebelum manusia itu jatuh ke dalam dosa. Berarti pernikahan itu Tuhan rancangkan supaya ada teman Adam yang sepadan merawat bumi dan segala isinya yang sudah diciptakan Tuhan.

11. Bagian Firman Tuhan ini menjelaskan bahwa Allah memenuhi kebutuhan manusia baik kebutuhan emosi, fisik, dan rohani. Terlebih-lebih tentang kebutuhan rohani, perlu ada sahabat untuk saling mengingatkan, menguatkan dan memberikan solusi ketika ada permasalahan yang terjadi dalam hidup. Selain itu juga, keluarga menjadi miniatur dari Kerajaan Allah. Seseorang akan lebih maksimal melayani Tuhan melalui keluarga. Suami/ isteri sebagai tim saling mengingatkan supaya tidak jatuh dalam dosa.

12.Hal yang mengherankan dari rancangan Tuhan ini adalah ketika bertemunya dua insan satu laki-laki dan satu perempuan dalam pernikahan. Diantara berjuta-juta laki-laki dibumi  hanya ada satu perempuan yang menjadi pasangannya diantara berjuta-juta wanita di bumi ini. Ternyata Tuhan tahu kebutuhan manusia itu.

Rancangan Allah sangat luar biasa, bisa merancang untuk waktu yang lama

Kenapa bisa akhirnya menikah dengan pasangan

Rancangan Allah sungguh tak terduga

Hal yang menguatkan : Tuhan menjawab kebutuhan manusia itu  dengan memberikan penolong yang sepadan

Apakah ada hal yang mengganggu?

-          Bagaimana menerima karakter yang berbeda, sementara harus memaksakan diri menerima karakter      yang mengganggu itu sebagai sesuatu keunikan

-          Tidak dapat memahami secara utuh tentang rancangan Allah ini

-     Seiring dengan waktu, perjalanan pernikahan akan dilalui, semakin mengenal pasangan, semakin memahami secara utuh bagaimana rancangan pernikahan yang sudah didesain Allah secara sempurna sejak semula.

Dari seluruh pembahasan di atas, kesimpulan yang bisa saya buat adalah:

1. Pernikahan itu sudah dirancangkan Allah sejak awal (sebelum manusia jatuh ke dalam dosa). Pernikahan itu dirancangkanNya untuk tujuanNya, supaya ada tim yang mengelola dan memelihara bumi dan ciptaanNya yang lain. Jadi pernikahan ada bukan untuk tujuan manusia. Hawa diberikan Tuhan kepada Adam menjadi sahabatnya yang sepadan mengelola tanah dan ciptaan Tuhan yang lain.

2.    Tuhan telah mendesign pernikahan itu sedemikian rupa kudus (tidak ada dosa).

3. Pasangan hidup haruslah yang sepadan dan menjadi sahabat, sepadan dalam pertumbuhan kerohanian, masing-masing memiliki pengenalan yang benar tentang Tuhan dan mengerti tujuan dan kehendak Tuhan.

4.  Pasangan hidup adalah pemberian Tuhan, bukan pilihan manusia. Bukan laki-laki/ perempuan yang memilih, tetapi Tuhanlah yang menentukan siapa pasangannya yang sepadan.

5. Manusia (laki-laki) tidak baik seorang diri, maka diciptakanNyalah perempuan dan diberikannya menjadi sahabat si laki-laki. Maka laki-laki dan perempuan bersatu dalam pernikahan dalam rangka mewujudkan rancangan Tuhan, hidup seturut kehendak Tuhan, mengelola bumi, beranakcucu dan bertambah banyak.

6. Maka kehadiran keluarga baru pasangan suami isteri hendaknyalah menjadi berkat bagi bumi menegakkan kebenaran Allah di lingkungan keluarga besar, masyarakat dan lingkungan pekerjaan.

7. Bagi laki-laki/perempuan single, jika Anda merasa belum menemukan pasangan yang sepadan, setialah menanti pada harinya Tuhan akan membawa ke hadapan Anda pasangan sepadan yang sudah ditentukanNya.

Demikianlah resume singkat ini yang dapat saya sampaikan dengan penuh keterbatasan dan ketidak sempurnaan. Semoga pembaca yang budiman dapat semakin dipahamkan tentang rancangan pernikahan yang sudah didesign Tuhan. Mohon kiranya jika ada saran masukan disampaikan melalui kolom komentar. Terimakasih. Tuhan Yesus memberkati.


Salam_Sehat
Marina Letara Nababan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...