Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.

Jumat, 06 Agustus 2021

Proses Perencanaan Nehemia (Sesi 2 - Lanjutan)

 

Dalam pasal 2 : 17-18, Nehemia menunjukkan kepada orang-orang yang menyertainya tentang kondisi Yerusalem yang sudah menjadi reruntuhan, hancur, dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Nehemia mengajak mereka untuk ikut membangun dan memulihkan kondisi Yerusalem yang sudah hancur itu. Lalu mereka dengan sekuat tenaga mau membangun dan bekerja tanpa sedikit pun ragu tentang apa yang disampaikan oleh Nehemia.

Secara logika, bisa saja mereka menolak untuk mau terlibat dengan rencana Nehemia. Namun Nehemia menceritakan perbuatan Tuhan yang sudah nyata. Allah yang akan melindungi. Perlindungan Allah terbukti dengan adanya restu/ dukungan/ legalitas dari raja Arthasasta. Ketika Nehemia mengutarakan rencananya kepada raja, tidak sedikitpun raja menolak. Hal itu dapat terjadi karena Allah yang turut bekerja memberikan kelembutan hati kepada raja. Bahkan raja menyediakan bahan-bahan yang akan digunakan oleh Nehemia untuk membangun kembali tembok Yerusalem.

Doa Nehemia pada pasal 1 membuktikan Firman Allah yang tertulis dalam Matius 7: 7-7 “Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan”. Kesungguhan Nehemia berdoa dan berpuasa selama sekitar 4 bulan (jarak bulan Nissan ke Kislew) akhirnya membuahkan hasil, Tuhan menjawab doanya. Selama empat bulan itu, Nehemia penyerahan penuh kepada Tuhan, dan dia dengan tekun berdoa dan berpuasa kepada Tuhan.

Tindakan Nehemia ini menekankan perlunya benar-benar berserah penuh menundukkan diri kepada kuasa Tuhan dalam Doa dan puasa sebelum melakukan sesuatu ‘pekerjaan besar bagi Tuhan’. Didalam masa Doa itu, secara pribadi juga mempersiapkan diri untuk tunduk dan taat pada otoritas Tuhan. Secara penuh dalam kerendahan hati, mengijinkan Tuhanlah yang bekerja mengawali dan mengakhiri.

Didalam ayat 19-20, ternyata ada orang-orang yang berusaha menghalangi Nehemia untuk membangun Yerusalem. Mereka adalah Sanbalat orang Horon, dan Tobia orang Amon pelayan di kerajaan Artahsasta dan Gesyem orang Arab. Mereka mengolok-olok Nehemia dan menuduhnya mau memberontak kepada raja. Namun, Nehemia sedikit pun tidak ciut mendengar apa yang mereka sampaikan. Dengan tegas Nehemia mengatakan bahwa Tuhan menyertai mereka hamba-hambaNya dan mereka yang mengolok-olok tidak punya bagian dalam pekerjaan itu.

Kondisi ini menjelaskan bahwa ada tantangan, rintangan ketika seorang hamba Tuhan ingin melakukan sesuatu pekerjaan besar untuk Tuhan. Ada orang luar yang dengan sengaja menghambat atau merusak rencana tersebut supaya gagal, sengaja membuat gosip yang tidak benar supaya semangat si hamba Tuhan ciut dan akhirnya mungkin bisa gagal. Namun, dikatakan dengan jelas dari teladan Nehemia menegaskan bahwa Tuhan akan menyertai setiap hambaNya.

Dalam melakukan sebuah perencanaan tentu haruslah mempertimbangkan resiko ataupun tantangan yang mungkin akan muncul, baik tantangan dari diri sendiri maupun dari luar diri sendiri. Dari diri sendiri bisa bersifat godaan untuk jadi mundur atau patah semangat di tengah jalan karena pengaruh beratnya tantangan yang dihadapi. Namun, harus dicatat dengan jelas bahwa penyerahan penuh kepada Tuhan mengijinkan Dia yang berkuasa penuh memberikan hikmat dan kebijaksanaan dan kekuatan menghadapi setiap rintangan. Seberat apapun rintangan yang menghambat tidak akan menghalangi hamba Tuhan dalam mencapai tujuanNya.

Sering sekali bahwa hamba Tuhan gagal di tengah jalan. Kenapa? Tidak sanggup menghadapi beratnya rintangan itu, seperti godaan materi, jabatan, kepentingan, kebutuhan hidup, dll. Kegagalan itu akan terjadi ketika ia tidak menyerahkan diri sepenuhnya dituntun oleh Tuhan. Melakukan pekerjaan besar bagi Tuhan haruslah ada persekutuan yang erat dengan Tuhan. Sebab iblis akan selalu mengintai saat kapan pun dan saat bagaimana pun, tetapi ketika persekutuan dengan Allah tetap terjalin, maka kuasa Allah akan bekerja dan iblis akan tersingkir.

Dalam pekerjaan besar yang dilakukan oleh Nehemia melibatkan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Lagi-lagi Tuhan yang bekerja menaruhkan beban yang sama kepada teman-teman yang mau melibatkan diri. Masing-masing memahami dengan jelas tentang visi yang diberikan oleh Tuhan. Sehingga secara bersama-sama mau bekerja untuk merealisasikan rencana tersebut. Didalam kebersamaan itu juga secara penuh mengandalkan kuasa Tuhan dan bersama-sama menghadapi rintangan yang terjadi. Melakukan pekerjaan besar untuk Tuhan membutuhkan komunitas untuk saling mendoakan dan saling menguatkan. Iblis akan selalu berusaha menggagalkan pekerjaan besar untuk Tuhan. Namun, dalam komunitas kuasa iblis tidak mampu bekerja, karena ada kesatuan hati bersama-sama melawan rencana-rencana si jahat. Dalam kesatuan hati, kuasa Tuhan akan bekerja dengan sempurna.

Teladan Nehemia :

1.         Sebelum merencanakan sesuatu, berdoalah dengan tekun dan berpuasa, bertanya kepada Tuhan apa kehendakNya tentang rencana tersebut.

2.         Didalam ketekunan doa dan penyerahan penuh kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberikan keberanian, hikmat, kecerdasan, kemampuan dan kebijaksanaan membuat keputusan-keputusan yang tepat.

3.  Tuhan memberikan kemampuan kepada Nehemia sehingga dia dapat memprediksikan rintangan, tantangan-tantangan yang akan dihadapinya sebelum dia mengeksekusi rencana tersebut.

4.         Menyerahkan seluruh totalitas diri mau dipakai oleh Tuhan dan mau mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk melakukan pekerjaan Tuhan seperti mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan mungkin perhatian kepada keluarga akan berkurang.

5.         Tidak lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri daripada pekerjaan Tuhan, seperti jabatan, materi, gengsi, harga diri, dll.

6.         Aku akan berusaha mengerjakan apa yang menjadi bagianku, dan Tuhan akan mengerjakan apa yang menjadi bagianNya.

Kiranya melalui teladan Nehemia, setiap hambaNya yang mau memberi diri untuk pekerjaan Tuhan akan semakin diteguhkan janji penyertaan Tuhan akan memampukan dalam menghadapi rintangan-rintangan yang terjadi. Tidak perlu takut dan kuatir, sebab Allah menyertai. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...