Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.

Kamis, 02 Desember 2021

IBU tanpa IBU


Rasanya waktu ini sangat cepat sekali berlalu. Itu yang sering sekali saya rasakan ketika hari menjelang malam. Cukup melelahkan dari pagi, siang hingga sore di depan laptop. Memberi kuliah online zoom, memeriksa tugas mahasiswa di google classroom, diskusi grup WA, dan aktifitas lainnya yang harus diselesaikan menggunakan laptop. Bahkan makan siang pun tadi sudah terlambat menjelang pukul tiga sore. Saat perut sudah terasa keroncongan barulah ingat makan.

Selesai makan siang  masih saja disibukkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mahasiswa di WA tentang tugas yang saya berikan. Sekitar jam 17.00 WIB pergi keluar rumah sebentar untuk membeli ikan. Tadinya mau sekalian keluar bermain bersama anak-anak, tetapi tidak jadi karena hujan gerimis. Lalu menjelang pukul enam saya sempatkan waktu sekitar 30 menit untuk berolahraga dengan melakukan senam di rumah. Saya selalu usahakan melakukan senam setiap hari supaya otot-otot ini tidak tegang apalagi setiap hari bekerja di depan laptop.

Segar rasanya badan ini setelah senam, mandi air hangat, lalu makan malam. Ketika makan malam tiba-tiba saya teringat tentang komitmen untuk melanjutkan tantangan menulis. Saya lihat jam sudah menjelang pukul delapan. Wahhh..dalam hatiku berkata sebentar lagi sudah mau lewat hari ini. Sembari saya makan, saya berpikir dan merenung apa yang harus saya tuliskan tentang inongku (ibu) di hari kedua ini. Saya persingkat waktu makan dan kembali membuka laptop.

Akhirnya judul inilah yang terlintas di dalam pikiranku, ibu tanpa ibu. Mengapa saya membuat topik itu? Karena ibu saya hidup menjalani kehidupannya tanpa ibunya yang melahirkannya. Opung (nenek) saya, ibunya inongku telah kembali kepada Sang Pencipta ketika usia ibu ku masih kecil. Bahkan dua orang adeknya masih usia balita. Bagaimana kisah kehidupan sesungguhnya dari inongku ini bersama adek-adeknya akan saya ceritakan di kisah selanjutnya. Belum pernah ada moment yang pas supaya saya dapat mendengar cerita real nya tentang itu dari inong, karena saya pun enggan menanyakan itu. Saya kuatir ibu saya tersinggung atau merasa sedih mengingat masa kecilnya. Saya pun akan sangat sedih mendengarkan itu. Membayangkan kondisi kehidupan ibu waktu kecil pun aku merasa sedih.

Ibu ku di masa kecilnya bertumbuh dibawah asuhan opungnya (ibu dari kakekku). Opung doliku (kakekku) akhirnya menikah lagi. Opungku yang berprofesi sebagai pendeta tidak menetap tinggal di satu tempat. Pada masa periode beberapa tahun akan dipindahkan dari satu daerah kedaerah lain. Kondisi itu mungkin yang membuat ibuku tinggal bersama neneknya karena harus juga menjalani masa sekolah.

Apa yang mau saya sampaikan dari cerita ini adalah bahwa ibu ku ternyata tidak menikmati masa kecil seperti aku dan saudara-saudaraku. Sejak kami lahir hingga sekarang sudah berkeluarga, kami mendapatkan kasih sayang yang sempurna dari kedua orang tua kami. Ibu ku dan dua orang adeknya yang masih kecil sudah kehilangan ibu mereka sebelum mereka mengenal dunia yang sesungguhnya. Akhhh...tahe...aku pun jadi sedih.hikss..hikss...hiks.. Bagaimana jika kondisi itu terjadi dengan anak-anakku yang masih kecil sekarang ini? Sungguh tak bisa kubayangkan. Kiranya Tuhan berikanlah umur yang panjang kepadaku hingga nanti aku dapat melihat anak-anakku ini dewasa dan berbakti bagi bangsa ini.

Sungguh luar biasa memang inongku ini. Harus dipaksa keadaan supaya bisa hidup mandiri dan tegar menghadapi kenyataan. Aaakhh..jadi sedih hatiku bah..hiks..hikss. Di usianya yang masih kecil, ibu ku harus juga memperhatikan kedua adeknya yang masih kecil. Seharusnya di usia itu adalah masa seorang anak menikmati kebahagiaan dimanja oleh orangtuanya. Tetapi ibu ku tidak merasakan itu. Mungkin karena kondisi itu jugalah, sehingga kami tidak pernah dimanja oleh ibu kami sejak kecil. Kami diajari bagaimana berjuang dalam kehidupan ini. Satu hari tidak bisa terlewat tanpa ada sesuatu yang dikerjakan. Sepulang sekolah kami harus pergi ke ladang. Bahkan setiap hari libur kami diharuskan ikut pergi ke ladang. Kisah tentang moment liburan ini akan kuceritakan dalam tulisan selanjutnya. 



 

Satu pesan yang perlu saya sampaikan kepada para pembaca yang budiman. Syukurilah pemberian Tuhan dengan keberadaan ibu mu sekarang ini. Dengan segala keterbatasannya ibu selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Berusaha juga lah memberikan yang terbaik untuk ibu mu. Jika tidak bisa melakukan sesuatu supaya ibu mu bahagia, setidaknya berusahalah supaya ibu mu jangan sedih karena melihat perbuatanmu.

Demikianlah sepenggal kisah tentang inong ku di malam hari ini.

 

Salam sehat

Silangkitang_Tarutung

Kamis, 02 Desember 2021 


6 komentar:

  1. Semoga kedua orang tua panjang umur.
    Untuk ibu Marina, tetap semangat dalam menulis 😀, sehat selalu ibu panjang umur serta bapak juga sehat selalu panjang umur.
    Tuhan memberkati kita semua ibu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Tresya. Semangat juga menulisnya. Yah. Sehat panjang umur juga yah.

      Hapus
  2. Yahhh aku sangat bersyukur memiliki ibu terbaik di hidupku ❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat Bunda, jadi ibu terbaik juga untuk anak-anak kita.

      Hapus
  3. Amin... Selagi Ibu masih bersama dengan kita, mari beri yang terbaik u IBU, karena IBU sudah memberikan seluruh kasih sayangnya kepada kita... Terima kasih buat tulisannya bu.. Semangat selalu dalam menulis...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih juga Pak atas segala motivasi dan semangatnya.

      Hapus

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...