Selesai makan siang masih saja disibukkan menjawab pertanyaan-pertanyaan
mahasiswa di WA tentang tugas yang saya berikan. Sekitar jam 17.00 WIB pergi
keluar rumah sebentar untuk membeli ikan. Tadinya mau sekalian keluar bermain
bersama anak-anak, tetapi tidak jadi karena hujan gerimis. Lalu menjelang pukul
enam saya sempatkan waktu sekitar 30 menit untuk berolahraga dengan melakukan
senam di rumah. Saya selalu usahakan melakukan senam setiap hari supaya
otot-otot ini tidak tegang apalagi setiap hari bekerja di depan laptop.
Segar rasanya badan ini
setelah senam, mandi air hangat, lalu makan malam. Ketika makan malam tiba-tiba
saya teringat tentang komitmen untuk melanjutkan tantangan menulis. Saya lihat
jam sudah menjelang pukul delapan. Wahhh..dalam hatiku berkata sebentar lagi
sudah mau lewat hari ini. Sembari saya makan, saya berpikir dan merenung apa
yang harus saya tuliskan tentang inongku (ibu) di hari kedua ini. Saya
persingkat waktu makan dan kembali membuka laptop.
Akhirnya judul inilah
yang terlintas di dalam pikiranku, ibu tanpa ibu. Mengapa saya membuat topik
itu? Karena ibu saya hidup menjalani kehidupannya tanpa ibunya yang
melahirkannya. Opung (nenek) saya, ibunya inongku telah kembali kepada Sang
Pencipta ketika usia ibu ku masih kecil. Bahkan dua orang adeknya masih usia
balita. Bagaimana kisah kehidupan sesungguhnya dari inongku ini bersama
adek-adeknya akan saya ceritakan di kisah selanjutnya. Belum pernah ada moment yang
pas supaya saya dapat mendengar cerita real
nya tentang itu dari inong, karena saya pun enggan menanyakan itu. Saya
kuatir ibu saya tersinggung atau merasa sedih mengingat masa kecilnya. Saya pun
akan sangat sedih mendengarkan itu. Membayangkan kondisi kehidupan ibu waktu
kecil pun aku merasa sedih.
Ibu ku di masa kecilnya bertumbuh
dibawah asuhan opungnya (ibu dari kakekku). Opung doliku (kakekku) akhirnya
menikah lagi. Opungku yang berprofesi sebagai pendeta tidak menetap tinggal di
satu tempat. Pada masa periode beberapa tahun akan dipindahkan dari satu daerah
kedaerah lain. Kondisi itu mungkin yang membuat ibuku tinggal bersama neneknya
karena harus juga menjalani masa sekolah.
Apa yang mau saya
sampaikan dari cerita ini adalah bahwa ibu ku ternyata tidak menikmati masa
kecil seperti aku dan saudara-saudaraku. Sejak kami lahir hingga sekarang sudah
berkeluarga, kami mendapatkan kasih sayang yang sempurna dari kedua orang tua
kami. Ibu ku dan dua orang adeknya yang masih kecil sudah kehilangan ibu mereka
sebelum mereka mengenal dunia yang sesungguhnya. Akhhh...tahe...aku pun jadi
sedih.hikss..hikss...hiks.. Bagaimana jika kondisi itu terjadi dengan
anak-anakku yang masih kecil sekarang ini? Sungguh tak bisa kubayangkan. Kiranya
Tuhan berikanlah umur yang panjang kepadaku hingga nanti aku dapat melihat
anak-anakku ini dewasa dan berbakti bagi bangsa ini.
Sungguh luar biasa memang inongku ini. Harus dipaksa keadaan supaya bisa hidup mandiri dan tegar menghadapi kenyataan. Aaakhh..jadi sedih hatiku bah..hiks..hikss. Di usianya yang masih kecil, ibu ku harus juga memperhatikan kedua adeknya yang masih kecil. Seharusnya di usia itu adalah masa seorang anak menikmati kebahagiaan dimanja oleh orangtuanya. Tetapi ibu ku tidak merasakan itu. Mungkin karena kondisi itu jugalah, sehingga kami tidak pernah dimanja oleh ibu kami sejak kecil. Kami diajari bagaimana berjuang dalam kehidupan ini. Satu hari tidak bisa terlewat tanpa ada sesuatu yang dikerjakan. Sepulang sekolah kami harus pergi ke ladang. Bahkan setiap hari libur kami diharuskan ikut pergi ke ladang. Kisah tentang moment liburan ini akan kuceritakan dalam tulisan selanjutnya.
Satu pesan yang perlu
saya sampaikan kepada para pembaca yang budiman. Syukurilah pemberian Tuhan
dengan keberadaan ibu mu sekarang ini. Dengan segala keterbatasannya ibu selalu
berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Berusaha juga lah
memberikan yang terbaik untuk ibu mu. Jika tidak bisa melakukan sesuatu supaya
ibu mu bahagia, setidaknya berusahalah supaya ibu mu jangan sedih karena melihat
perbuatanmu.
Demikianlah sepenggal
kisah tentang inong ku di malam hari ini.
Salam sehat
Silangkitang_Tarutung
Kamis, 02 Desember 2021