Syukur, terimakasih dan kagum
kepada Tuhan, hanya itu yang terungkap dalam hatiku setelah selesai mengikuti
kebaktian PAK UP FT UNIMED. Aku begitu takjub akan setiap rancanganNya. Meskipun
pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia dan dunia saat ini, tidak
membatasi terjalinnya persekutuan sesama anak-anak Tuhan alumni-alumni
pelayanan mahasiswa UKMKP UP FT UNIMED. Kebaktian ini dilakukan secara virtual
zoom pada Hari Minggu tanggal 29 Agustus 2021, tepat dimulai pukul 15.00 WIB. Kebaktian
online ini dihadiri oleh 32 akun zoom yang terdiri dari beberapa pasang suami
isteri beserta anak mereka dan juga yang tampil sendirian. Kebaktian ini dapat
dilihat kembali dalam akun youtube
Sepanjang mengikuti ibadah, aku
terbayang dengan kisah masa lalu ketika masih mahasiswa aktif terlibat dalam
pelayanan mahasiswa. Tanpa kusadari mataku berkaca-kaca dan air mataku menetes setiap
kali berdoa dan pada saat menyanyikan lagu terakhir “Hidup Bagi-Mu”. Aku sangat
menyadari bahwa, aku ada sebagaimana saat ini adalah berkat persekutuan yang
ada di UP FT saat itu. Aku mengalami banyak pembentukan karakter dan pola pikir
melalui abang kakak dan teman-teman persekutuan. Bagiku, pernah ada di UP FT
tidak hanya sekedar bagian dari sejarah hidup. UP FT adalah kampung halamanku
dimana aku dilahirkan dan dibesarkan. Tidak akan pernah aku lupakan dan selalu
kurindukan. Di kampung halamanku itu aku mengenal Kristus Juruselamat, mengerti
karya salib Kristus, mengalami kasihNya, dan sangat tersentuh dengan pelayanan
abang kakak yang sungguh luar biasa.
Apa yang akan aku sampaikan di
bawah ini adalah sedikit cerita singkat tentang ibadah kebaktian dengan thema “Jadikan
Kami Satu”. Cerita yang kutuliskan ini ditambahkan dengan beberapa refleksi
pribadi dari hasil perenungan Firman Tuhan yang disampaikan.
Mengawali acara ibadah Kak Remini Simanjuntak sebagai MC menyapa beberapa abang kakak yang sudah hadir di zoom dan memberikan kesempatan untuk menceritakan sukacita apa saja yang mereka rasakan seminggu terakhir. ‘Trima Sukacita Surga’ adalah lagu pembuka di awal ibadah yang sungguh menyentuh hatiku, sekalipun banyak kesulitan dan permasalahan yang ku alami sukacita dari Tuhan selalu ada hingga saat ini. Lirik lagu pujian kedua yang mengingatkanku untuk selalu bersyukur dalam segala hal. Bahkan ditengah kondisi pandemi yang sangat sulit ini, mungkin aku lah salah satu orang yang sangat bersyukur sebagai ibu rumahtangga karena disamping WFH (work from home) bisa memiliki banyak waktu menjaga anak-anak dirumah dan menemani orang tua ketika mereka sakit. Terlebih lagi memiliki lebih banyak waktu untuk dengar-dengaran dengan Firman Tuhan melalui waktu teduh pribadi, kebaktian zoom, KTB online, dan channel youtube.
Renungan Firman Tuhan yang
disampaikan oleh hamba-Nya Bang Pardi Sihombing benar-benar menegurku dan
mengingatkanku tentang arti kesatuan dalam persekutuan. Nats renungan yang
beliau sampaikan adalah dari Efesus 4: 1-6 tentang kesatuan jemaat. Dalam nats
ini, Paulus menekankan agar jemaat berusaha
memelihara kesatuan Roh. Berusaha berarti butuh upaya harus ada sesuatu
yang dilakukan, harus bekerja keras dan berjuang untuk memelihara kesatuan itu.
Mengapa harus memelihara kesatuan itu? Karena persekutuan atau jemaat terdiri
dari banyak orang yang memiliki karakter yang berbeda-beda.
Beliau mengibaratkan beberapa
orang saudara dalam keluarga dengan orang tua yang sama, lahir dari ibu yang
sama, tinggal bertahun-tahun dirumah yang sama, makan bersama, dll mereka sulit
untuk bersatu dan bahkan sering terjadi perpecahan. Apalagilah dalam
persekutuan dengan latarbelakang keluarga yang berbeda-beda, asal daerah yang
berbeda-beda, karakter yang berbeda-beda, untuk menjadi satu adalah sesuatu
yang sangat sulit dan tidak gampang. Bahkan ketika ada anggota persekutuan yang
kurang serius menjaga persekutuan itu hanya memikirkan kesenanganya sendiri adalah
menjadi penghambat terjadinya kesatuan itu. Sekalipun sudah bertobat tetapi
masih cenderung mengutamakan kenyamanannya sendiri.
Lalu, bagaimana agar persekutuan/
kebersamaan itu terpelihara? Bang Pardi menegaskan, harus ada kasih. Kasih itu
harus ada bukti. Memelihara kesatuan Roh dengan cara membuktikannya dengan
kasih. Sebagaimana tertulis dalam Matius 5: 13-16 ‘ Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik
dan memuliakan Bapamu yang disorga’. Ada perbuatan baik yang dilakukan sebagai
bukti kasih. Dalam Kisah Para Rasul 2: 44-47 juga ditegaskan bahwa kesatuan
jemaat menjadi kesaksian bagi banyak orang. Persekutuan harus dijaga dan
dirawat supaya Bapa di sorga dipermuliakan. Maka, berusahalah dan berjuanglah
sebisa mungkin memelihara persekutuan itu.
Banyak hal lagi yang Bang Pardi
sampaikan selama sesi sharing Firman Tuhan. Itu semua sangat mengingatkanku dan
menegurku bahwa apapun yang terjadi dalam persekutuan itu tidak akan membuat
aku mundur dan meninggalkannya. Aku akan melakukan apa yang menjadi bagianku. Salah
satunya adalah dengan setia mendoakan persekutuan ini. Mendoakan teman-teman
yang sedang dalam pergumulan. Mendukung program pengurus PAK. Mendukung dalam
hal kegiatan dan dana sosial sebisa mungkin baik di lingkungan alumni maupun
AKK UP FT yang masih mahasiswa. Aku semakin diteguhkan dengan lagu penutup “Hidup
BagiMu”. Aku akan berjuang keras memelihara persekutuan itu, sebab Tuhan Yesus
sudah mati dan hidup bagiku maka aku pun hidup untuk berkarya bagi Tuhan dengan
turut serta membangun dan memelihara persekutuan PAK UKMKP UP FT kampung
halamanku.
Demikianlah sharing singkat ini
saya sampaikan dengan segala keterbatasan dan ketidaksempurnaan. Hanya Roh
Kudus Tuhan lah yang berhak menjadikan persekutuan ini tetap ada dan bertumbuh
karena persekutuan itu adalah rancanganNya dan milikNya. Namun, orang-orang di
dalam persekutuan itu harus berusaha dan berupaya agar persekutuan itu tetap
terpelihara.
Tetap semangat...!!!!
Salam kasih persaudaraan.
Dari Marina @Silangkitang_Tarutung