Sembari menunggu bercampur rasa penasaran apakah
dikau beneren akan datang, aku coba berpikir-pikir selama beberapa hari sampai
hari itu tiba. “Kira-kira kenapa yah dia harus paksakan diri untuk datang?
Waktunya pun sangat singkat. Biaya tiket PP pun cukup mahal. Kalau dihitung-hitung
biaya perjalanan lebih besar dari gajiku selama dua bulan. Mending uangnya
dikasi ke aku untuk tambahan dana kuliah ya kan, hahaaa..”. Begitulah aku berbincang-bincang
dengan diriku sendiri.
“Hellow Mar...aku berangkat besok siang yah, sudah
booking tiket”. Wahh..aku terkejut membaca sms darimu. Serius rupanya sikawan
ini mau datang. “Okay Mon. Sampai jumpa di bandara besok yah”. Yesss...antara perasaan
sangat senang dan grogi aku membalas pesanmu bahwa aku akan datang menjemputmu
ke bandara.
Sepanjang malam aku coba membayang-bayangkan gimana
yah moment pertemuan kita di bandara. Wajahmu, dirimu seperti apa
penampilannya. Apakah masih sama ketika terakhir kali jumpa di kosanku di Medan?
Kira-kira apa yang akan kita perbincangkan selama beberapa jam pertemuan ini.
Kemana dimana kita akan berbincang-bincang? Pikiranku sibuk menebak apa yang
akan terjadi esok hari.
Yeee..Sabtu special, hari yang dinanti pun tiba.
Hari ini akan bertemu dengan someone. Aku sebenarnya tidak cukup yakin dengan
rasa hati ini walaupun sangat ingin segera dapat bertemu dirimu. Hingga
menjelang siang aku sudah berangkat dari kosan di daerah Depok naik angkot
menuju loket bus Damri di terminal pasar minggu.
Aku sudah memperkirakan waktunya. Tidak ingat
persis jam tiket pesawatmu berangkat dari Medan. Yang jelas, aku tidak ingin
membiarkan dirimu menungguku di bandara. Jadi aku percepat berangkat, mengingat
kemacetan di perjalanan yang tidak bisa diprediksikan.
Kurang lebih satu setengah jam dari terminal pasar
minggu ke bandara soeta. Lumayan lama lah. Setelah tiba dibandara aku melirik
jam tanganku. Eh..ternyata masih lama waktunya pesawatmu landing. Sambil
menunggu pesawatmu mendarat, aku coba menghubungi teman kuliah dulu yang
bekerja di lokasi bandara. Setelah wisuda kami tidak pernah ketemu. Hanya
berbincang melalui fb. Eehhh begitu ada moment yang pas aku call dia. Kami pun
berbincang di salah satu cafe yang posisinya persis di samping pintu keluar
penjemputan penumpang.
Asyik juga kami mengobrolnya bercerita tentang teman-teman
dan moment mengasyikkan waktu kuliah di UNIMED. Tak terasa waktu berlalu hingga
tiba-tiba ponselku berdering. Wah..si kawan sudah landing rupanya.
Wow..wow..wow...dag..dig..dug..jantungku. Sambil bicara di ponsel memberitahu
bahwa dirimu sudah tiba, aku memperhatikanmu diantara barisan penumpang yang
melewati pintu keluar.
Oppsss..aku lambaikan tangan ke arahmu menunjukkan
posisi ku berdiri saat itu. Dirimu mendekat menghampiriku. “Helo Mar, gimana
kabarmu?”. Dirimu menyapa sambil tersenyum padaku. Begitu yang terucap darimu
sembari kita berjabat tangan. Sedikit canggung dan grogi diriku seolah tak
percaya ada dirimu di depanku saat itu.
Memandangmu..wahh..ganteng juga sikawan ini rupanya,
begitu terlintas dalam hatiku. Hahahaa.. Sangat jauh penampilanmu dibandingkan
waktu kita ikut acara TFT di Medan. Setiap acara waktu itu, dirimu selalu
memakai baju yang sama yaitu baju kerja kantor. Karena sepulang dari kantor
langsung menuju TKP. Jadi kesannya memang agak kurang fresh karena sudah lelah
bekerja seharian.
Pertemuan kali ini sungguh membuatku tersepona
ehh..terpesona. Pokoke kerenlah. Dengan satu tas ransel, tas tentengan kecil
tempat ipad, kaos oblong (klo gak salah yah), celana jeans dan sepatu.
Aduhh..secara fisik aku benar-benar mengagumimulah. Pria berbadan tinggi,
ideal, ditambah senyum manis dengan lesung pipimu..dan suara lembutmu
menyapaku. Wuhuuiii...sejuta rasa berkecamuk dalam hatiku.
Bersambung....