Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.

Minggu, 01 Agustus 2021

KTB PASUTRI PERDANA


Gbr. KTB by Google Meet (Sabtu, 31 Juli 2021)

Moment ini adalah KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) Pasutri perdana dan pertama sekali saya ikuti sejak menikah akhir tahun 2013. Kenapa 'saya' karena hanya saya yang hadir tanpa suami. Suami saya sedang posisi di Padang Sidempuan, jadi hanya saya yang hadir. Selama delapan tahun sulit rasanya bergabung dengan KTB pasutri karena suami sibuk bekerja dan saya mengurus anak. Saya adalah orang yang sangat merasakan dampak positif dari pandemi covid-19 ini. Salah satunya adalah bisa ikut KTB meskipun secara online. Kalau sekiranya offline, kemungkinan akan sulit untuk ikut bergabung karena anak-anak masih kecil susah untuk ditinggalkan.

Program KTB Pasutri ini sudah digagas oleh PAK Tarutung di awal Bulan Juni untuk segera dilakukan. Sekaranglah baru dapat direalisasikan. Mengingat bahwa KTB ini sangat efektif untuk bersama-sama bertumbuh dalam kerohanian dan melakukan misi bersama sebagai alumni-alumni binaan yang bergabung dalam pelayanan mahasiswa/ Perkantas. Apakah melakukan misi melalui profesi/ pekerjaan atau misi melalui keluarga-keluarga.

KTB perdana ini sungguh sangat berkesan bagi saya. Banyak hal yang kami ceritakan dari pukul 19.00 hingga pukul 21.40 WIB yang membuat kami tertawa dan terhibur dan juga dikuatkan. Setelah dibuka dengan satu pujian dan Doa, diawal sharing adalah sesi perkenalan. Setiap keluarga menceritakan kilas balik awal perjumpaan dengan suami/ isteri hingga dipersatukan dalam ikatan pernikahan. Mengingat dan menceritakan momen itu seolah membuat kami kembali bernostalgia mengingat kisah di masa lalu dimana Tuhan akhirnya mempersatukan suami isteri dalam pernikahan.

Masing-masing kami juga menceritakan kisah kehidupan berumahtangga yang sudah dijalani hingga saat ini. Satu pengalaman yang sangat menarik bagiku adalah perjalanan rumahtangga keluarga Bang John Carson Sinaga & Kak Rosinta Hutagalung. Penantian yang cukup panjang akan kehadiran anak dalam keluarga mereka. Menikah pada Tahun 2008 lalu dikaruniakan Tuhan keturunan pada tahun 2013. Banyak tantangan yang mereka hadapi. Apalagi budaya orang batak yang merasa tidak sempurna jika sudah berkeluarga tetapi belum punya anak. 

Doa dan penantian yang panjang akhirnya terjawab. Itu adalah mujizat Tuhan yang sungguh luar biasa yang mereka rasakan. Saya melihat ada iman yang besar dan penyerahan penuh kepada Tuhan. Didalam penantian yang panjang itu pun, dalam Doa mereka sampaikan kepada Tuhan, sekiranya pun tidak memiliki anak, maka mereka akan tetap berkomitmen menyerahkan hidup mereka secara maksimal untuk melayani Tuhan. Sungguh luar biasa pengalaman abang dan kakak ini, sehingga saya mencetuskan ide supaya pengalaman itu diabadikan dalam sebuah buku. Teladan keluarga ini dapat menjadi motivasi bagi keluarga-keluarga Kristen untuk tetap setia menanti anugerah Tuhan memberikan anak bagi keluarga mereka.

Selain itu, Bang John juga menuturkan banyak tantangan-tantangan yang dihadapi mereka dalam pekerjaan, menghadapi birokrasi yang mempersulit masyarakat. Termasuk kesempatan untuk tugas belajar jalur beasiswa study lanjut S2 ke Surabaya menghadapi proses yang tidak mulus. Namun akhirnya study lanjut dapat juga diikuti dan diselesaikan. Dan bahkan perpindahan tempat tugas mengabdi dari daerah terpencil pinggiran Kabupaten Taput pindah ke Sipoholon juga karena campur tangan Tuhan. Yang biasanya orang (PNS) mengajukan pindah tempat tugas atas permintaan sendiri dan harus disertai dengan 'amplop' ternyata Bang John pindah bukan karena atas permintaan sendiri. Benar-benar luar biasa. Dan ketika mereka juga memutuskan untuk menjadi seorang penatua (Sintua) di gereja dimana mereka berjemaat juga melalui proses yang panjang yang akhirnya dilantiklah beliau (Bang John) menjadi seorang sintua pada tahun 2020 yang lalu.

Apakah pengalaman-pengalaman itu sebuah kebetulan? Apakah disadari atau tidak bahwa ada rencana yang sedang Tuhan siapkan atas semua yang dialami oleh keluarga Bang John? Sama juga dengan saya, di usia yang sudah "kritis" Tuhan ijinkan lulus sebagai dosen di IAKN Tarutung dan bahkan berstatus PNS yang sebelumnya saya sama sekali tidak ada harapan lagi untuk jadi seorang PNS. Dan saya juga lulus murni P1 dari 6 orang yang mendaftar saat itu di formasi yang saya lamar. Dan yang paling ajaibnya lagi, ketika mengikuti ujian tahun 2018, saya baru melahirkan tiga bulan sebelumnya dan masih merasakan dukacita karena orangtua meninggal, dengan persiapan yang tidak maksimal ternyata diijinkan Tuhan lulus.

Begitu juga dengan Keluarga Bang Enricho Purba & Kak Fenny Sitorus. Bang Enricho satu-satunya yang lulus dari antara 14 orang diformasi yang dia lamar. Dan beliau mengatakan dalam KTB dosen IAKN beberapa waktu lalu, bahwa beliau persiapan ujiannya sangat minim, ternyata Tuhan ijinkan lulus. 

Banyak lagi hal-hal yang tidak bisa kami ceritakan karena terbatas waktu, yang menurut kami bahwa itu semua terjadi adalah karena mujizat Tuhan dan seijin Tuhan.

Melalui KTB perdana ini, dalam perenungan saya pribadi, saya sangat diingatkan bahwa Tuhan itu selalu hadir menyertai setiap keluarga-keluarga yang sungguh-sungguh mempersembahkan hidup kepada Tuhan. Keteguhan hati Bang John juga tidak terlepas dari peran Kak Rosinta sebagai isteri dan sebagai penolong. Akhirnya mereka berhasil melewati banyak rintangan-rintangan dan tantangan selama menjalani pernikahan. Apalagi menghadapi godaan-godaan didalam menghadapi birokrasi dan pekerjaan yang sungguh banyak bertentangan dengan Firman Tuhan membutuhkan dukungan penuh dari pasangan hidup suami/ isteri supaya bisa menyatakan yang benar adalah benar yang salah adalah salah. 

Sebagai alumni-alumni pelayanan mahasiswa, dituntut untuk berintegritas dan bermisi di dunia alumni. Selama bergabung di dalam pelayanan mahasiswa kita dipahamkan bagaimana hidup benar dihadapan Tuhan melalui Kelompok Kecil, pengisian, kebaktian, jam doa, Kamp regional, Kamp nasional, kepanitian, dan program-program pelayanan lainnya. Ketika sudah terjun dalam dunia alumni dan pekerjaan ternyata banyak tantangan yang dihadapi. Menyatakan kebenaran tidak semudah mempelajari bahan-bahan PA ketika di kelompok kecil pada waktu masih mahasiswa.

Oleh karena itu, kita sebagai orang yang pernah terlibat dalam pelayanan mahasiswa, dan bahkan kita sebagai orang yang sudah merasakan Kasih Penebusan Yesus Kristus yang sudah tersalib, mari terus berjuang untuk hidup berpadanan dengan panggilanNya. Memberitakan Injil kebenaranNya melalui pekerjaan, profesi, keluarga yang dipercayakan Tuhan kepada kita.

Kalau kita berjalan dan berusaha sendiri tentulah berat dan sulit. Tetapi melalui KTB, kita dapat dikuatkan diteguhkan dan ditopang dalam Doa menegakkan kebenaran melawan pekerjaan-pekerjaan si iblis yang kita jumpai di tempat kita berada saat ini. Dimana Tuhan mengijinkan kita hadir di sini. Di keluarga kita. Di kantor kita. Di instansi kita. Di sekolah kita. Di gereja kita. Dan bahkan didaerah kita ini Tapanuli Utara. 

Kiranya Tuhan menolong. Ini juga menjadi Doa dan Harapan saya secara pribadi untuk PAK Tarutung.

SEMANGAT......SEMANGAT...SEMANGAT. 




Nb. Jika ada cerita yang saya sampaikan tidak pas, saya mohon maaf, silahkan konfirmasi. Terimakasih.

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...