Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.

Jumat, 17 Desember 2021

Inong tidak tenang ketika anaknya sakit



Ini adalah kisah nyata. Hampir semua ibu yang baik akan merasa kuatir dan sedih ketika anaknya sakit. Ibu akan berupaya bagaimana supaya anaknya segera sembuh dan sehat. Menggendong saat rewel, mengurut badan si anak, membujuk supaya mau makan dan minum, mengusahakan puding, membersihkan muntahnya ketika si anak mengeluarkan isi perutnya, bahkan rela tidak tidur sepanjang hari hingga malam demi menemani anaknya.   

Ketika si anak mengalami sakit, si ibu juga tidak akan dapat fokus untuk bekerja jika ibunya bekerja di luar rumah. Sebisa mungkin si ibu akan berusaha minta ijin tidak masuk kerja kepada pimpinannya ditempat kerja atau akan berusaha pulang lebih awal untuk melihat kondisi si anak.

Ternyata ibu tidak hanya kuatir ketika anak kecilnya sakit. Rupanya inongku juga masih merasa kuatir ketika anaknya yang sudah jadi seorang bapak mengalami sakit. Kondisi ini terjadi beberapa hari yang lalu ketika kami berkunjung ke kampung. Abangku yang pulang dari perantauan ternyata sudah beberapa hari mengalami demam. Dia memaksakan dirinya untuk pulang melalui jalur darat karena ada sesuatu hal.

Kondisi nya yang tidak sehat sedikit membuat seluruh keluarga kuatir membayangkan perjalanan sekitar tiga hari dua malam. Apalagi badannya sedang demam dan tidak fit, bisa saja di tengah perjalanan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tetapi karena penyertaanNya lah akhirnya bisa tiba di bonapasogit dengan selamat.

Begitu tiba di kampung, inong langsung mengusahakan sop ayam kampung untuk jadi pudingnya. Selain itu juga mencari dimana yang ada menjual sop B1 untuk membantu memulihkan tenaga. Setelah bercerita panjang lebar tentang demamnya yang tak kunjung turun, inong menyarankan supaya besoknya pergi untuk cek darah ke RS, manatau ada indikasi penyakit seperti tipus.

Abangku ini sudah makan obat setiap hari, tetapi tak kunjung sembuh. Sekaligus juga dapat melakukan konsultasi dengan dokter tentang obat yang harus dikonsumsinya, karena ada dugaan obat yang dimakannya tidak cocok karena obat itu yang biasanya dibeli di warung-warung. Melihat kondisi anaknya yang kadang merasa menggigil, inong bolak-balik menyarankan supaya abangku pergi untuk cek darah. Inong juga menceritakan pengalamannya puluhan tahun lalu tentang gejala yang hampir mirip pada waktu anaknya yang paling kecil mengalami sakit tipus ketika masih anak-anak.

Inong juga mengkusut (urut) badan abangku ini dari kepala hingga kaki. Sesekali ia merasakan kesakitan ketika di urut. Mungkin saja masuk angin atau rematik atau otot-ototnya terlalu kaku karena lelah di perjalanan menyetir tanpa istirahat yang cukup. Begitu dugaan kami. Hingga dua malam berturut-turut abangku ini tidak bisa tidur dengan tenang, ia merasa kedinginan dan gelisah.

Saat bangun pagi hari, inong melihat kondisi abang yang belum ada perubahan, dia begitu kuatir, hingga terus menyarankan supaya cek darah ke RS. Namun abangku tidak mau dengan alasan barangkali masih tahap pemulihan atau merasa sakit setelah di urut. Inong pun selalu mengingatkan supaya banyak minum air putih, banyak minum sop ayam kampung dan sop B1, dan juga banyak makan.

Inong sangat mengkhawatirkan kondisinya, karena abangpun akan segera kembali ke pulau Jawa. Dengan kondisinya yang tidak sehat, sepertinya gimana begitu yah, sedikit kuatir jika dalam perjalanan ada gangguan. Akhirnya sehari sebelum keberangkatan, abangku ini pergi juga untuk konsultasi ke dokter, dan ternyata diberikanlah obat yang pas sehingga kondisinya sudah semakin sehat. Inong pun agak merasa lega lah melepas keberangkatan mereka.

Aku juga merasakan kuatir dan sedih ketika dua hari ini dua orang anakku mengalami demam dan flu. Aduhhh..rasa gelisah berkecamuk dalam pikiran. Belum lagi banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, suamipun sedang diluar kota. Walaupun sudah sering menghadapi situasi anak sakit, tetap saja aku merasa sedikit panik jika anak-anak tidak sehat. Bahkan tadi malam aku susah tidur memikirkan kondisi mereka.

Sebelum mereka tidur, aku coba untuk mengurut badannya dengan minyak urut, dengan harapan supaya mereka dapat tidur dengan nyenyak. Dan akhirnya mereka tertidurlah, namun aku masih belum bisa tidur memikirkan kondisi mereka. Hingga seharian ini, aku tidak fokus melakukan pekerjaanku karena memperhatikan mereka, apalagi si kecil yang rewel meminta untuk digendong.

Sudah begitulah kodrat seorang ibu yah, harus merelakan kenyamanan dirinya demi kenyamanan anak-anaknya. Hanya satu pintaku padaNya supaya aku diberi kekuatan merawat anak-anak yang dititipkanNya ini.

 

Salam_semangat

Silangkitang Tarutung

Jumat, 17 Desember 2021

 

  

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...