Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.

Sabtu, 18 Desember 2021

Membongkar celengan bambu bersama inong

 

Gambar. Illustrasi bongkar celengan bambu

Masa saya kecil dikampung sungguh sangat jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Zaman begitu cepat berubah dengan semakin berkembangnya teknologi. Kampung kami waktu itu belum ada listrik, jadi kami menggunakan lampu teplok yang terbuat dari kaleng bekas lalu di isi minyak tanah dan diberikan sumbu dari bahan kain bekas. Kalau sudah bangun pagi, hidung akan terlihat hitam karena asap dari lampu teplok tersebut. Heheee...

Hidup serba memanfaatkan apa yang ada di alam. Termasuk untuk memasak apapun harus menggunakan kayu bakar. Salah satu hasil alam juga yang bisa kami gunakan adalah bambu. Pada waktu itu masih banyak tumbuh bambu dikampung yang batangnya hampir seukuran dengan diameter gelas.

Di sekolah, guru-guru sering memberikan kami tugas untuk membuat kerajinan seperti dari bahan bambu ini. Salah satunya adalah membuat celengan dari bambu. Kala itu belum ada celengan seperti sekarang yang terbuat dari bahan pelastik dengan motif yang bagus seperti bentuk ayam, tabung, nenas, dll. Celengan bambu itu diberi sedikit lobang dibagian atasnya lalu diposisikan di sudut kamar dan dipaku pada salah satu tiang supaya tidak bisa dipindah-pindahkan.

Inong juga selalu mendorong kami supaya rajin menabung. Satu semboyan yang mengatakan “sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit” terbuktilah dengan rajin menabung. Dari sisa uang jajan yang diberikan inong setiap hari Minggu saat pergi sekolah minggu ke gereja, kami selalu mengusahakan untuk menyisihkan sebagian untuk dimasukkan ke dalam celengan bambu. Selain itu juga, jika ada saudara yang pulang dari perantauan, terkadang ada yang memberikan uang, itu pun kami masukkan ke dalam celengan bambu.

Tidak terasa memang, lama-lama celengan bambu itu penuh. Saat itu, uang logam yang masih banyak kami tabung yang harga nominalnya ada Rp 25,-, Rp 50,- dan Rp 100,-. Uang kertas ada juga tetapi sangat jarang. Jika ada uang kertas yang akan dimasukkan ke dalam celengan bambu, uangnya terlebih dahulu dilipat sampai bentuknya kecil supaya bisa muat di lobang bambunya.

Wahh..senangnya jika celengan sudah hampir penuh, berarti sudah mau dibongkar. Ye...kami akan bahagia menantikan moment itu, karena kami dapat melihat secara langsung hasil tabungan sebagai hasil dari kerajinan kami menabung. Biasanya mengetahui celengan ini sudah hampir penuh adalah ketika digoyang bambunya sudah berat, dan ketika dimasukkan uang ke dalamnya, suaranya uang logamnya akan terdengar hanya sebentar.

Akhirnya tibalah hari yang dinantikan itu. Kami akan berkumpul bersama dengan inong menyaksikan bersama-sama celengan bambu dibongkar dengan cara bambunya dibelah dua. Taddaa...begitu bambunya di belah uang logam berserakan dan bahkan ada yang berguling-guling. Yee...kami sanat senang dan gembira. Semua kami berlomba untuk menghitung bersama-sama hasil tabungan tersebut sembari membersihkan uang dari bekas abu yang ada di dalam bambu.

Biasanya celengan kami dibongkar menjelang mau masuk tahun ajaran baru, karena hasil tabungan kami itu akan digunakan inong untuk membantu perlengkapan sekolah seperti membeli baju seragam sekolah, pensil, dan buku. Yah..lumayanlah untuk bantu-bantu pengeluaran inong. Untuk mengganti celengan yang sudah dibongkar, kami juga akan mengambil bambu yang baru dan dibuat jadi celengan baru.

Saya sangat terinpirasi memang dengan moment-moment waktu kecil. Hingga sekarang ini saya harus mewajibkan anak saya untuk memiliki celengan tetapi tidak lagi menggunakan bambu seperti saya dulu. Sekarang sudah banyak dijual celengan dari bahan pelastik dengan harga yang murah dan terjangkau.

Gbr. Celengan anak saya

Dalam waktu dekat ini, celengan anak saya kemungkinan akan kami bongkar dan dieksekusi. Anak ku sudah tidak sabar lagi ingin melihat hasil tabungannya seperti apa. Saya juga sangat penasaran sebenarnya, sudah hampir empat tahun tak dibongkar. Sebenarnya belum penuh tadi sudah terasa berat jika diangkat. Saya juga sedikit kuatir dengan uang kertas yang ada di dalamnya mudah-mudahan tidak rusak karena bercampur dengan uang logam. Soalnya tabungan berbentuk bebek ini seringkali diangkat-angkat dan dimain-mainkan oleh mereka.

Asyikk juga itu, menanti hari bahagia itu, seperti saya dulu waktu kecil. Hahahaaaaa......!!!

Terimakasih inong, sudah mengajariku banyak hal.



Salam semangat
Silangkitang_Tarutung

Sabtu, 18 November 2021

 

 

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...