Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.

Minggu, 19 Desember 2021

Serunya membuat kembang loyang bersama inong



Gambar illustrasi pembuatan kembang loyang

Satu kebiasaan yang selalu kami lakukan menjelang tahun baru adalah membuat kembang loyang. Kembang loyang ini adalah makanan khas yang harus ada setiap akhir tahun. Jika tidak ada kembang loyang rasanya seperti ada yang kurang..hehee. Di kampung kami, hampir semua keluarga membuat kembang loyang masing-masing.

Beberapa hari sebelumnya inong telah mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti tepung beras, telor, gula pasir, vanilli dan minyak goreng. Selain itu aku juga membantu inong menyiapkan peralatan-peralatan yang akan digunakan seperti tuangan (alat pencetak kembang loyang), lidi dari bambu kecil untuk mengangkat kembang loyang dari kuali, kaleng tempat kembang loyang, panci yang agak besar, koran bekas, kuali dan kompor minyak.

Tepung beras ini adalah tepung yang kami olah sendiri dengan cara menumbuk beras yang sudah direndam selama beberapa jam. Aku dan saudara-saudaraku bergantian menumbuk berasnya dan mengayaknya sampai semua beras habis ditumbuk dan jadilah tepung. Lalu inong mencampur semua bahan-bahannya hingga menjadi adonan yang agak kental.

Pengerjaan pembuatan kembang loyang ini membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Biasanya kami mulai mengerjakannya pada sore hari dan selesai hingga dini hari menjelang ayam berkokok. Kami bergantian mencelupkan alat pencetak kembang loyang ke dalam adonan lalu memasukkan ke dalam kuali penggorengan yang sudah diisi dengan minyak goreng secukupnya.

Alat pencetaknya ada tiga yang kami gunakan dengan bentuk yang berbeda-beda seperti bentuk bunga bulat, bentuk bunga segitiga, dan bentuk bunga jajar genjang. Ketiga tuangan ini secara bergiliran dicelupkan ke dalam adonan.

Minimal harus ada dua orang yang stanby di dekat kompor untuk membuat kembang loyang ini. Satu orang mencelupkan tuangan ke adonan lalu ke dalam kuali dan satu orang lagi mengangkat kembang loyang yang sudah matang dengan menggunakan dua batang lidi bambu. Adonan yang ada di dalam panci harus selalu sering diaduk supaya adonannya tetap rata dan tidak mengental dibagian bawah oanci.  

Kembang loyang yang sudah matang terlebih dahulu dikeringkan minyaknya dengan cara menggoyang-goyang menggunakan lidi bambu tersebut, lalu dikumpulkan ke dalam panci yang sudah di alasi dengan kertas koran. Begitu kembang loyang sudah banyak terkumpul di dalam panci, kemudian disusun dengan rapi di dalam kaleng yang sudah disiapkan.

Inonglah yang bertugas menyusun kembang loyang ini ke dalam kaleng supaya tersusun dengan rapi. Aku dan saudara-saudaraku bertugas untuk mencetak kembang loyang sebanyak-banyaknya sampai semua adonan habis hingga menyisakan beberapa sendok saja karena sudah sulit dicetak dengan tuangan.   

Sisa adonan yang sedikit ini akan dibuat menjadi “kue tukkup”. Cara membuatnya adalah dengan menuangkan sedikit demi sedikit adonan ke dalam kuali bekas penggorengan kembang loyang lalu ditutup dan dibiarkan hingga matang. Jadilah kue tukkup yang rasanya enak.

Selama proses pembuatan kembang loyang tersebut tentu kami tidak mau hanya melihat saja kembang loyang yang sudah jadi. Tak sabar kami untuk menikmatinya karena kembang loyang ini dapat dimakan hanya sekali setahun..hahahaa.

Supaya kami tidak mengantuk dalam menyelesaikan kembang loyangnya, maka kami menikmati kembang loyangnya bersama dengan kopi dan teh manis.

Begitulah sepenggal kisah yang ku ingat puluhan tahun yang lalu menjelang akhir tahun seperti ini. Sudah lama kebiasaan itu tak ada lagi karena kami semua sudah merantau tinggal inong dan amonglah di kampung. Tidak ada lagi anak-anaknya yang membantu untuk membuat kembang loyang itu.  

Meskipun seperti itu, kenangan indah tetaplah dikenang.

Kembang loyang..oh..kembang loyang.....

 

Salam_semangat
Silangkitang_Tarutung

Minggu, 19 Desember 2021

 

 

  

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...