Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.

Senin, 31 Januari 2022

Mengapa ku mencintaimu? (part- 5)

 

Gbr. Kala itu dinding kamar kosku di Depok

Hahhh..akhirnya bisa merebahkan diri hampir mendekati jam 1 malam. Lumayan melelahkan seharian tetapi hatiku sangat senang dan bahagia tak terkira. Bertemu dia yang sangat kurindukan. Cepat sekali rasanya jam ini berputar. Hari ini bertemu besok sudah berpisah lagi. Hiikkkssss... Tapi apalah daya banyak hal yang membatasi kebersamaan kita.

Walaupun tubuh telah rebahan tetapi hati dan pikiran masih melayang-layang memutar rekaman memori moment pertemuan kita hari ini. Mengingat kembali setiap detik yang kita lalui sejak pertemuan di bandara. Menyenangkan sekali rasanya. Nyaman berdua denganmu. Duduk disampingmu. Tertawa bersama. Melihat senyum manismu dan lesung pipimu. I miss that moment.

Aku masih memikirkan dirimu. Sudah tidurkan dia? Atau seperti dirikukah masih terbayang-bayang kebersamaan kita sejak sore tadi. Semoga dia tidur nyenyak dan mimpi indah. Begitulah kata hatiku sambil membayangkan sosok dirimu. Menjelang dini hari mataku baru bisa terpejam setelah benar-benar lelah mengingat detik demi detik yang kita lalui hari ini.

Pagi-pagi di hari Minggu kita bangun cepat dan bersiap-siap untuk beribadah ke gereja yang dekat sekret Paksu HKBP Cawang. Jadilah kita ibadah bersama di sana. Hatiku sangat senang bisa mengawali pagi dengan ibadah bersamamu. Walaupun agak sedikit kurang fokus karena canggung dan sedikit grogi duduk berdampingan denganmu. Setiap kali aku harus berusaha menenteramkan hatiku dan menenangkan jantungku yang berdetak tak menentu. Kapan ada lagi moment seperti ini? Begitu terucap dalam hati.

Selesai serapan di pinggir jalan terowongan seberang kampus UKI, kita menuju rumah sakit Cikini menggunakan taksi. Adek teman SMAmu sedang opname dirawat di sana. Salut aku dengan kepribadianmu yang memiliki empati dan kepedulian kepada orang lain. Selain menjenguk juga sekaligus mau reuni singkat dengan sahabatmu yang sudah lama tidak bertemu sejak kalian tamat SMA di Pematang Siantar.   

Aku sendiri paling enggan dan segan berkunjung ke rumah sakit. Aku orangnya sangat sulit berkata-kata kepada orang sakit memberi penguatan. Sulit bercerita. Tidak tahan berlama-lama di dalam ruang pasien karena rasa iba dan sedih yang sulit kutahan melihat pasien yang terbaring lemah. Juga tidak suka dengan aroma rumah sakit yang bisa membuatku mual.

Jadi waktu itu aku hanya sebentar betah di dalam ruangan melihat kondisi adek temanmu yang terpasang infus. Tidak berapa lama aku keluar ruangan mencari udara segar dan menunggumu di luar.

Beberapa saat kemudian, dikau keluar dan menghampiriku dengan wajah penuh pertanyaan seperti ada sedikit kecewa. Mungkin dirimu merasa bahwa aku begitu cuek dan tidak perduli. Dirimu menanyakanku kenapa aku keluar sendirian dan tidak mau menunggu di dalam ruangan. Aku jawab karena aku tidak tahan dengan kondisi didalam ruangan yang membuat aku nyesak. Lalu dirimu mengajakku untuk ikut kembali ke dalam ruangan untuk berdoa dan pamit.

Selepas meninggalkan ruangan dirimu bercerita sebentar dengan sahabatmu sambil kita melangkah menuju pintu keluar rumah sakit. Mungkin temanmu ada menduga bahwa kita adalah teman spesial, sehingga kata terakhir yang dia sampaikan adalah “ditunggu undangannya yah”. Hahaaaa....sontak aku tertawa mendengar itu. Dalam hatiku sedikit curiga cerita apalah dirimu kepada sahabatmu tadi saat kutinggal di dalam ruangan ya? Kog sepertinya gimana gitu ya kan? Karena aku tidak ingin terlalu membawa perasaan, kita hanya teman biasa.

Duhhh..tak terasa waktu terus berlalu. Tinggal beberapa jam lagi kebersamaan kita akan berakhir. Sebenarnya aku merasa sedikit kurang enak ketika dirimu memutuskan untuk sebentar berkunjung ke RS dan sekaligus menjumpai sahabatmu. Seharusnya dirimu memprioritaskan seluruh waktumulah untuk ku. Begitu pikiranku. Karena waktumu yang sangat singkat dan terbatas. Masih banyak hal yang perlu kita bicarakan sebelum dirimu kembali ke Medan. Apakah pertemanan kita ini akan dilanjutkan lebih serius atau tidak? Itu pertanyaan yang menurutku harus ada jawaban hari itu.

Namun ku berusaha menahan egoku. Tak apalah. Kita kan masih sebatas teman biasa. Sah-sah saja dirimu membuat keputusan tanpa meminta pertimbangan dariku. Sehingga aku menuruti keinginanmu untuk pergi ke RS. Dari sikapmu aku sebenarnya senang dan kagum karena dalam keterbatasan waktumu masih sempat memikirkan untuk bertemu sahabatmu meskipun sangat singkat waktunya. Dan juga rasa prihatin dan empatimu ingin melihat kondisi adeknya, memberikan sedikit Rp untuk membantu mereka, serta mau mendoakan kesembuhannya. For me itu sangat luar biasa.

 

Bersambung......

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...