Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah untuk berkarya. Memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Menjadikan oranglain jadi inspirasi.

Kamis, 27 Januari 2022

Mengapa ku mencintaimu? (part- 2)

 


Komunikasi kita di fb semakin sering. Sepertinya ada sesuatu yang kurang jika satu hari itu tidak buka fb dan melihat pesan darimu. Aku yang sangat jarang online fb jadinya hampir setiap hari aku usahakan online penasaran dengan balasan pesan darimu. Hingga akhirnya kita lebih sering komunikasi melalui hape tolelot pada masa itu yang hanya bisa kirim pesan dan telepon.

Komunikasi sebagai teman biasa cukup lama kita jalani. Ntah bagaimana ceritanya waktu itu, kita akhirnya memutuskan untuk saling menguji hati. Mencoba menanyakan diri masing-masing apakah kita berdua saling tertarik untuk melanjutkan hubungan pertemanan ke hal yang lebih khusus sebagai teman special.

Aku berusaha menepis perasaanku menganggapmu sebagai seorang teman. Namun tak dapat kubohongi hatiku kalau aku butuh seorang teman. Seorang teman yang selalu menanyakan kondisiku yang akan menjadi pasanganku seumur hidup. Sendirian terus menjalani hidup tak enak rasanya. Disamping juga tuntutan orangtua yang selalu mengingatkan supaya jangan terlena dengan kuliah dan bekerja harus juga dipikirkan umur untuk berkeluarga.

Banyak hal yang menjadi alasan bagiku untuk tidak mau menjalin hubungan spesial denganmu walaupun kita sudah cukup akrab dan sering komunikasi. Pertama, karena kita berada di kota yang berbeda dan jaraknya cukup jauh. Biaya perjalanan yang tidak murah. Kedua, sejak lama memang aku ingin merantau melanjutkan hidup di ibukota dan tidak ingin kembali ke Sumatera. Ketiga, aku tidak terlalu mengenal dirimu, latarbelakang, keluarga, dll. Keempat, aku ingin calon teman hidupku tinggal bersama-sama dikota yang sama denganku.

Alasan-alasan itu benar-benar menjadi bahan pertimbangan bagiku. Aku membutuhkan waktu yang lama untuk memutuskan apakah akan mau menjadikanmu sebagai teman spesial atau tidak.

Sembari menguji hati dan menggumulkan dalam doa, kita tetap berkomunikasi seperti biasa. Tidak hanya melalui hp dan fb, email juga kita gunakan untuk saling berkirim surat dan foto. Hingga suatu hari dikau mengatakan akan datang ke ibukota Jakarta untuk mengunjungi diriku hanya satu hari satu malam saja karena kondisi pekerjaan yang membatasi waktumu.

Wow...serasa tak percaya diriku. Sabtu sore berangkat dari Medan. Hari Minggu besoknya kembali ke Medan. Hanya hitungan beberapa jam saja untuk menjumpai diriku di ibukota? Wow...apa gak terlalu membuang duit itu? Begitu yang terlintas dalam pikiranku saat itu. Karena pada masa itu harga tiket pesawat tergolong mahal lah bagi orang sepertiku anak kuliahan yang bergaji pas-pasan. 

Wahhh...gundah gulana bercampuraduk perasaanku kala itu..”Seriusnya si kawan ini mau datang ke ibukota hanya untuk menemuiku??? Gue bukan siapa-siapanya gitu loh. Hanya teman..!”, Aku heran antara percaya dan tidak percayalah.

 

Bersambung.....

4 komentar:

Mengapa ku mencintaimu? (part-9)

  Senang, bahagia, sedih, lelah, lega semua rasa bercampur. Senang dan sangat bahagia yang kurasakan bisa berjumpa denganmu. Seseorang yang ...